SUARASMR.NEWS – Kebakaran dahsyat yang melalap kompleks hunian Wang Fuk Court di Distrik Tai Po, Rabu (26/11/2025), berubah menjadi mimpi buruk terbesar bagi ratusan WNI di wilayah tersebut.
Tidak hanya menelan korban jiwa dan luka-luka, tetapi puluhan pekerja domestik asal Indonesia hingga kini masih raib tanpa jejak.
Hingga Jumat (28/11/2025) dini hari, sebanyak 79 WNI masih dilaporkan hilang dan ditelusuri secara intensif. Kabar ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kemlu RI, Yvonne Mewengkang, dalam keterangannya Sabtu (29/11/2025).
“Di kawasan tersebut tercatat sekitar 140 WNI yang bekerja sebagai pekerja domestik. KJRI Hong Kong telah memastikan kondisi 61 orang, termasuk para korban meninggal,” ujar Yvonne.
Namun, 79 WNI lainnya masih belum ditemukan. Pencarian dilakukan siang dan malam. Yvonne menegaskan bahwa KJRI Hong Kong bergerak cepat, menjalin koordinasi intens dengan otoritas setempat guna membuka akses informasi.
Untuk memastikan penanganan keselamatan maksimal bagi WNI. Posko darurat telah dibuka sejak Rabu malam, menyediakan layanan informasi, penampungan sementara, hingga bantuan logistik.
“KJRI telah mengirim tim ke lapangan untuk melakukan verifikasi kondisi WNI/PMI terdampak, menyalurkan bantuan, dan mendirikan posko identifikasi di Tai Po Community,” katanya.
KJRI juga memfasilitasi dokumen perjalanan serta menggencarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia di Hong Kong agar seluruh WNI dapat terdata dan tertangani.
Hingga Jumat dini hari, jumlah WNI yang meninggal dunia akibat kobaran api bertambah menjadi tujuh orang, seluruhnya merupakan pekerja sektor domestik.
Sementara itu, satu WNI masih menjalani perawatan di rumah sakit dalam kondisi stabil. Satu korban lainnya yang sebelumnya dirawat telah dipulangkan.
Pemerintah Indonesia mengimbau seluruh WNI di Hong Kong agar mematuhi instruksi otoritas setempat dan segera melaporkan diri ke posko jika membutuhkan bantuan atau informasi.
Tragedi ini menjadi alarm keras bagi keamanan pekerja migran Indonesia di luar negeri. Upaya pencarian 79 WNI yang masih hilang kini menjadi prioritas utama negara. (red/akha)












