SUARASMR.NEWS – Pinjaman dan judi secara online semakin marak di kalangan milenial dan Gen Z. Kondisi ini dinilai memprihatinkan oleh banyak pihak, termasuk para ahli keuangan.
Dosen Internasional Business Management IBM Universitas Ciputra, Dr. Teofilus, menyebut bahwa banyak anak muda terjerat dalam pinjaman online karena kebutuhan finansial yang mendesak.
Menurut Dr. Teofilus, persepsi praktis terhadap pinjol membuat risiko jangka panjang sering diabaikan. Banyak anak muda melihat pinjaman online sebagai tambahan cash atau tunai untuk memenuhi kebutuhan mereka.
“Teman-teman yang muda ini, generasi muda ini, sering kali melihat bahwa pinjol itu sebagai salah satu bentuk tambahan cash/tunai. Hal itu dilakukan untuk memenuhi apa yang mereka inginkan,” kata Teofilus dalam keterangannya dikutip suarasmr.news, Rabu (2/7/2025).
Hal ini dilakukan untuk memperoleh barang-barang yang diinginkan atau menyelesaikan kebutuhan finansial secara cepat. Namun, bunga tinggi dan sistem penagihan yang agresif bisa menjerat mereka lebih dalam dalam permasalahan keuangan.
Menurut Teofilus, iklan-iklan pinjaman online sering kali menampilkan bagaimana cara melunasi hutang dengan cepat dan mendapatkan barang-barang dengan cepat.
“Itu bagian dari penataan emosi yang terstruktur, yang membangkitkan generasi muda itu, lebih suka atau pinjam karena bisa lebih cepat,” ujarnya.
Ini membangkitkan keinginan generasi muda untuk mendapatkan solusi keuangan yang cepat dan mudah. Penataan emosi yang terstruktur dalam iklan tersebut membuat generasi muda lebih tertarik untuk meminjam uang.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa sebagian besar generasi muda yang berusia 19 hingga 34 tahun melakukan pinjaman online hingga mencapai Rp 27,1 triliun.
Penyumbang terbesar dari kredit macet di pinjaman online adalah dari kalangan generasi muda atau milenial, sebesar 782 miliar rupiah per bulan atau sekitar 40%.
“Ini menunjukkan betapa besar dampak negatif dari pinjaman online terhadap keuangan individu di kalangan milenial dan Gen Z,” jelas Teofilus.
Penting bagi generasi muda untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan dan memahami risiko yang ditimbulkan oleh pinjaman online. Dengan begitu, mereka dapat menghindari masalah keuangan yang lebih serius di masa depan. (red/akha)