SUARASMR.NEWS – Di era digital ini, media sosial tak lagi sebatas ruang berbagi cerita pribadi. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube telah menjelma menjadi panggung strategis untuk melestarikan dan mengenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada dunia.
Lewat fitur-fitur interaktif seperti video pendek, siaran langsung, dan cerita visual, nilai-nilai budaya dapat disajikan dengan cara yang lebih menarik, modern, dan mudah dijangkau lintas generasi.
Ghenes Pramesti, sinden muda berbakat asal Surabaya, melihat potensi besar media sosial dalam merangkul generasi muda untuk kembali mencintai budaya leluhur.
“Media sosial adalah dunianya anak muda. Jika budaya dikemas secara visual dan interaktif, mereka akan lebih tertarik untuk mengenalnya,” ujar Ghenes dikutip suarasmr.news, Rabu (16/7/2025).
“Mulai dari berbagi pengalaman budaya, promosi kegiatan seni, hingga menginisiasi seminar dan pelatihan budaya lokal, semuanya bisa dilakukan dari ujung jari,” sambung Ghenes.
Senada dengan itu, Raflie Handono, pemerhati arsitektur Jawa, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat sebagai pencipta konten, bukan sekadar penikmat.
“Kita bisa mendokumentasikan tarian tradisional, musik daerah, bahasa, hingga cerita rakyat dalam bentuk digital. Ini bukan hanya pelestarian, tapi juga pewarisan yang dapat diakses kapan saja dan oleh siapa saja,” kata Raflie.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar kreator dari berbagai daerah bahkan lintas negara sebagai upaya memperkaya perspektif budaya melalui konten kreatif dan edukatif.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi digital, generasi muda bisa menjadi agen perubahan dalam menjaga identitas budaya bangsa.
Tak hanya sebagai penonton, tapi pelaku aktif yang memastikan warisan leluhur tetap hidup, dikenal, dan dibanggakan oleh generasi mendatang. (red/akha)