SUARASMR.NEWS – Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Peradah Jembrana menggelar kegiatan Moderasi Beragama yang melibatkan 120 siswa SMA/SMK dari berbagai agama di Puri Agung Negara, Jumat–Sabtu (8–9/8/2025).
Acara ini bertujuan membentuk generasi muda sebagai pelopor toleransi dan aksi nyata kebersamaan bangsa.
Program yang digagas Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu ini diikuti peserta dari enam sekolah di Jembrana.
Selama dua hari, mereka mendapatkan pembekalan nilai toleransi, keterampilan menangkal hoaks, hingga membangun sinergi lintas generasi dan agama.
Kepala Badan Kesbangpol Jembrana, I Gusti Agung Kade Oka Diputra, mewakili Bupati Jembrana menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Moderasi beragama sangat penting di tengah masyarakat majemuk. Harapannya Peradah dapat terus bersinergi dengan pemerintah daerah,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Ketua Panitia, Ni Komang Galuh Anjelita Puspa, mengatakan pemilihan Puri Agung Negara sebagai lokasi kegiatan bertujuan mengenalkan nilai sejarahnya kepada generasi muda.
Sementara Ketua DPK Peradah Jembrana, A.A.B. Hendra Sugihantara Putra, menambahkan, selain materi, peserta juga mengikuti pengenalan sejarah Puri dan permainan edukatif.
Hari pertama menghadirkan narasumber Dr. I Gusti Agung Paramita, S.Ag., M.Si., dan I Gusti Komang Budi Santika, S.Ag., M.Si., dengan moderator Ni Made Maya Anggraeni, S.Ag., M.Pd.H.
Pada hari kedua, giliran Luh Putu Diah Puspayanthi (anggota DPRD Jembrana) dan I Ketut Sumiarta (Kasi Urusan Agama Hindu Kemenag Jembrana) yang berbagi wawasan.
Kepala Kemenag Jembrana, I Gusti Komang Budi Santika, menegaskan bahwa moderasi beragama sejatinya sudah mengakar di masyarakat, dan Kemenag berkomitmen memperkuatnya melalui berbagai sosialisasi.
“Kami berharap peserta menjadi agen penyebar nilai ini di lingkungannya,” tegasnya.
Pembukaan acara ditandai dengan penancapan kayon Peradah oleh Kepala Kesbangpol Jembrana serta penyerahan bantuan dari Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan.
Turut hadir perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Majelis Desa Adat, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Bendesa Adat Puseh Agung. (red/niluh)













