Saiful Huda Ems: DEMO di Pati Warning Untuk Prabowo-Gibran 

oleh -505 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Publik sangat terkejut dan tercengang, ketika Kabupaten Pati tiba-tiba menjadi lautan massa. Hal ini terjadi akibat prilaku Bupati Pati, Sudewo yang arogan dan mengeluarkan pernyataan yang sangat provokatif, hingga memancing amarah rakyat di seantero negeri, khususnya warga Pati.

Jangan katakan saya terlalu mendramatisir keadaan, dengan mengatakan memancing amarah rakyat di seantero negeri, karena pada kenyataannya memang demikian, massa yang berdatangan ke Pati untuk mendemo Bupati Sudewo yang sebelumnya pernah menjadi anggota DPR RI selama dua periode ini.

banner 719x1003

Dan itu bukan hanya datang dari warga Pati sendiri, melainkan juga berdatangan dari berbagai daerah lain, bahkan TKI di Luar Negeripun banyak yang pulang ke Tanah air untuk ikut serta meramaikan aksi massa di Pati.

Bagaimana rakyat tidak murka, hidupnya yang selama ini sudah banyak dirundung kesulitan demi kesulitan, akibat perekonomian yang anjlok, biaya kebutuhan hidup yang semakin mahal ditambah lagi dengan susahnya mencari lapangan kerja.

Namun dengan tiba-tiba saja ada Bupati yang berencana menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB‑P2) hingga 250 %. di tengah-tengah masyarakat yang saat ini masih merasakan terkecik keadaan perekonomian sekarang, Gila !.

Selain soal pajak, warga juga memprotes sejumlah kebijakan kontroversial lainnya, yakni penerapan sistem sekolah lima hari, proyek renovasi Alun‑Alun Pati dan rencana pembongkaran masjid bersejarah di Pati. Juga pemasangan videotron dan pemutusan hubungan kerja terhadap tenaga kontrak di RS Soewondo.

Bayangkan, rakyat yang sedang hidup susah terhimpit oleh persoalan ekonomi, oleh Sudewo malah mau dibebani dengan pajak bumi dan bangunan yang sedemikian besar, tidak adil dan membebani rakyat.

banner 484x341

Lalu bukannya Sudewo yang baru saja menjabat sebagai Bupati itu menurunkan tarif pajaknya, namun malah mau menaikkan tarif pajaknya sebesar 250 %. Ini pejabat isi kepala dan hatinya terbuat dari apa?!

Terus yang membuat rakyat tambah murka lagi, yakni ketika dia sok-sok’an seolah mau menantang rakyat, “jangankan didemo 5 ribu orang, didemo 50 ribu orangpun saya tidak akan gentar dan tidak akan membatalkan kebijakan kenaikan tarif PBB !”. katanya.

Baca Juga :  Saiful Huda Ems: Dibalik Kriminalisasi Hasto Kristiyanto 

Maka jangan heran Pati kemudian membara, lebih dari 100 ribuan massa turun ke jalan dan menuntut Bupati Pati, Sudewo mundur dari jabatannya. Aksi dimulai sejak 10–13 Agustus 2025, dipimpin oleh Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, dengan jumlah massa antara 85.000–100.000 orang—menjadi unjuk rasa terbesar dalam sejarah Pati.

Unjuk rasa berlangsung di Alun-Alun Kota Pati dan Pendopo Kabupaten Pati. Massa sempat membangun posko dengan ribuan kardus air mineral dan mengumpulkan donasi dari berbagai daerah untuk mendukung aksi.

Aksi massa ini kemudian berujung ricuh ketika Bupati Sudewo menolak menemui massa. Situasipun memanas dan massa mulai melakukan pelemparan botol, batu, air mineral, dan buah busuk hingga aparat menggunakan gas air mata dan water cannon.

Massa yang hatinya telah terbakar oleh kebijakan dan pernyataan Bupati Sudewo inipun, berbalik mengejar para Polisi yang menangani demonstrasi.

Menanggapi situasi kacau seperti ini, DPRD Pati mengaktifkan hak angket untuk menyelidiki kebijakan Bupati Sudewo, yang bisa saja berujung pada pemakzulan. Massa aksi semakin membludak dan panas, hingga Bupati Pati Sudewo meminta maaf pada publik dan membatalkan kebijakan kenaikan tarif PBB.

Warning Untuk Prabowo-Gibran: Aksi massa spektakuler yang terjadi di Pati sesungguhnya merupakan potret dari akumulasi kekecewaan rakyat, bukan hanya di Pati melainkan di seluruh penjuru tanah air terhadap kebijakan dan prilaku politik para pejabat negara yang sering berkata sembrono dan bertindak melampaui batas. Ini bukti konkrit, bahwa negara ini sedang tidak baik-baik saja.

“Indonesia yang merupakan negara penghasil emas, nikel dan batu bara terbesar di dunia, tidak menjadikan rakyatnya makmur dan sejahtera, melainkan malah banyak yang terpuruk dalam kemiskinan ekstrim.”

Tengok saja dengan apa yang terjadi saat ini, banyak pusat-pusat perbelanjaan yang sepi pengunjung dan pedagangnya gulung tikar. Jangan pernah mengelak kenyataan ini dengan mengatakan pembeli sudah beralih ke pembelian secara online, sebab sekarangpun masyarakat yang belanja secara onlinepun sudah turun drastis karena dipajaki besar oleh pemerintah.

Jangankan untuk belanja-belanja kebutuhan sekunder, belanja untuk kebutuhan primerpun, masyarakat sudah banyak yang tidak berminat karena mereka harus berpikir keras untuk membiayai pendidikan anak-anaknya yang sangat mahal.

Baca Juga :  Sukses Panen Raya Padi di Tulungagung: Surplus Beras dan Semangat Gotong Royong

Belum lagi untuk biaya pengobatan bagi anggota keluarga yang sedang sakit, mengandalkan BPJS hanya dianggap akan memperparah keadaan. Ke rumah sakit pagi dilayani besok paginya lagi dan harus antri berjam-jam.

Keadaan negara yang seperti demikian, mendekatkan keadaannya seperti di Pati, dimana suatu ketika bisa saja rakyat tiba-tiba marah dan turun ke jalan untuk mencari-cari para pejabat-pejabatnya yang doyan jogat-joget dan bicara sembarangan disaat rakyat terhimpit oleh persoalan-persoalan ekonominya.

Oleh karena itu, para menteri-menteri yang selama ini tidak disiplin, tidak cakap bekerja dan terindikasi korup, serta selalu bicara sembarangan sudah saatnya harus ditendang keluar dari kabinet. Pak Presiden Prabowo Subianto harus peka dengan keadaan rakyat seperti sekarang, tidak boleh lagi main harga mati dengan mengatakan tidak akan ada pergantian menteri dll.

Apakah Pak Presiden Prabowo tidak sadar, banyak para menterinya yang bersikap kurang ajar dan seringkali bicara sembarangan yang dapat memicu amarah dan pergerakan rakyat seperti di Pati itu? Menteri-menteri yang tidak profesional dan tidak peka pada penderitaan rakyat, serta cenderung malah memperkaya diri harus segera diganti.

Rakyat sangat tahu dan banyak mempertanyakan, kemana larinya ribuan triliun rupiah, keuntungan penghasilan dari penjualan emas, nikel dan batu bara Indonesia yang terbesar di dunia itu?! Kemana larinya ribuan triliun rupiah, dari harta-harta sitaan KPK, Kejaksaan Agung dll. itu?

Masak ada koruptor-koruptor kakap, yang korupsinya ratusan triliun namun hanya dihukum ringan dan denda hanya puluhan miliar?!. Digarong oleh siapakah ribuan triliun rupiah itu?!.

Solusi: Keadaan negara ini sesungguhnya sudah sangat genting, itu sangat terlihat sekali ketika para pejabat negaranya semakin intens memburu uang dari rakyatnya sendiri.

Pungutan pajak sudah dianggap oleh banyak orang seperti pemerasan yang sangat terbuka dan edan-edanan. Apa harus seperti ini wajah Indonesia setelah dikuasai oleh Rezim Jokowi dan Prabowo?!.

Padahal di sisi lain, bangsa ini memiliki anak-anak negerinya yang briliant dan sat-set sat-set mengatasi keadaan. Fisikawan dan pengusaha kelas menengah seperti Bang Haidar Alwi misalnya, meskipun beliau bukanlah tergolong konglomerat papan atas.

Baca Juga :  Saiful Huda Ems: Berkarya Dalam Bingkai Dunia Pergerakan 

“Namun dengan program Rakyat Bantu Rakyatnya saja, beliau sanggup bergerak kemana-mana, ke berbagai penjuru kota dengan Haidar Alwi Carenya, untuk membantu rakyat miskin dan para lansia yang terlantar di jalanan.”

Beliau ini sosok mutiara cendekiawan tersembunyi, yang memiliki ide-ide cemerlang dan tindakan-tindakannya yang sangat besar serta terpuji.

Analisanya yang sangat tajam, mampu mencermati kandungan-kandungan emas yang terdapat di daerah-daerah di Indonesia dan berpotensi untuk membuat kaya raya atau kemakmuran Rakyat Indonesia, bukan malah membuat rakyat miskin seperti saat ini.

Kenapa orang yang seperti Bang Haidar Alwi ini tidak diberdayakan oleh pemerintah? Tidak dijadikan menteri ESDM atau menteri apalah, yang sangat tepat untuk kapasitas kecendekiawanannya?

Kenapa Presiden Prabowo Subianto malah lebih tertarik untuk mempertahankan menteri-menterinya yang bodoh, tidak cakap bekerja dan terindikasi korup, serta gemar memeras rakyat dari pajak?!

Pak Presiden Prabowo Subianto haruslah tanggap pada keadaan para menterinya yang bermasalah, serta peka pada penderitaan rakyatnya, khususnya yang hidup di lapisan terbawah (rakyat marginal, proletar, dhuafa).

Jika Pak Presiden Prabowo Subianto masih seperti ini sikapnya, masih mempertahankan menteri-menterinya yang tidak cakap bekerja dan banyak masalah, saya khawatir Indonesia akan dilanda malapetaka.

Jakarta akan membara oleh pergerakan aksi massa menuntut penggulingan Pemerintahan Prabowo-Gibran, dimana cendekiawan-cendekiawan seperti Bang Haidar Alwi, Pak Tom Lembong, Rocky Gerung dll. akan menjadi tokoh-tokoh pergerakan utamanya !.

Ingatlah, keadaan rakyat saat ini sudah bagai api dalam sekam, amarah rakyat yang terpendam suatu saat akan keluar dan membakar apapun yang selama ini dicapai oleh peradaban kita.

“Maka mengganti menteri-menteri yang tak cakap bekerja dan penuh masalah, merupakan antisipasi terindah untuk memadamkan api dalam sekam, menghijaukan kembali rumput-rumput kebangsaan yang terasa sangat mengering.”

Jika tidak, Jakarta akan jadi Pati kedua, bahkan bisa jauh lebih parah ! Sapere aude ! Beranilah berpikir !…(SHE).

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *