SUARASMR.NEWS – Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra Putranto, menegaskan bahwa setiap perbuatan baik, sekecil apa pun, memiliki dampak positif bukan hanya bagi penerima, tetapi juga bagi pemberinya.
“Perbuatan baik sekecil apapun, seperti membantu orang mendapatkan makanan, menolong sesama di jalan, atau sekadar memberi senyum, punya pengaruh nyata terhadap kesehatan mental,” ujar Kasandra, Sabtu (6/9/2025).
Menurutnya, berbagi dan memberi, bahkan dalam jumlah kecil, mampu memunculkan kebahagiaan yang lebih mendalam dibandingkan hanya berfokus pada diri sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian Aknin, Dunn, & Norton (2012).
Kasandra menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa berbuat baik bisa membuat suasana hati lebih baik:
- Melepaskan hormon kebahagiaan.
“Saat kita membantu orang lain, otak merespons dengan melepaskan endorfin, dopamin, dan oksitosin. Fenomena ini disebut helper’s high yang menimbulkan rasa hangat, tenang, dan bahagia,” katanya, mengutip temuan Allan Luks (1988). - Memberi makna dan koneksi.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kebaikan menghadirkan rasa bahwa hidup punya arti dan memberi kontribusi. Hal ini dapat mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan hubungan sosial. - Mengurangi stres dan kecemasan.
Menolong orang lain membuat perhatian tidak hanya terfokus pada masalah pribadi, sehingga stres lebih terkendali dan pikiran lebih jernih. - Menciptakan energi positif yang menular.
Kebaikan, kata Kasandra, sering memicu efek riak: penerima bantuan atau saksi kebaikan terdorong melakukan hal serupa. “Lingkungan yang penuh empati dan solidaritas bisa menenangkan emosi kolektif masyarakat,” tambahnya, merujuk pada penelitian Fowler & Christakis (2010). - Menguatkan ketahanan mental.
Kebiasaan berbuat baik melatih diri untuk lebih sabar, peduli, dan berempati. “Ini membantu menjaga ketangguhan menghadapi keriuhan atau tekanan hidup sehari-hari,” pungkasnya. (red/ria)














