Mushala Ponpes Al Khoziny Buduran Ambruk Saat Shalat Ashar, 79 Santri Jadi Korban Satu Meninggal Dunia 

oleh -680 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Suasana khusyuk ibadah shalat Ashar di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, berubah menjadi kepanikan pada Senin (29/9/2025) sore.

Mushala yang masih dalam tahap pembangunan tiba-tiba ambruk saat ratusan santri tengah berjemaah. Puluhan santri tertimbun reruntuhan bangunan tiga lantai tersebut.

banner 719x1003

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast, menyebutkan sejauh ini terdapat 79 korban satu korban meninggal dunia.

“79 korban itu terbagi di dua rumah sakit, RS Siti Hajar ada 45 korban, kemudian RSUD Sidoarjo ada 34. Dari jumlah tersebut, satu korban meninggal dunia,” kata Jules kepada wartawan di lokasi.

Jenazah korban meninggal yang dirawat di RS Siti Hajar kini dalam proses administrasi dan pemulangan ke keluarga.

Detik-detik Mushala Runtuh: Salah seorang santri selamat, Muhammad Rijalul Qoib (13), menceritakan kembali detik-detik musala ambruk.

“Waktu itu shalat Ashar berjemaah, banyak santri. Saya dengar suara retak-retak dari atas, makin lama makin keras, tiba-tiba bangunannya jatuh,” kata santri asal Sampang, Madura, dengan wajah masih pucat.

banner 484x341

Menurut Rijalul, bangunan musala memiliki tiga lantai dan baru sebagian selesai dibangun. Meski begitu, musala tersebut sudah digunakan untuk kegiatan ibadah dan mengaji sehari-hari.

Diduga Penopang Bangunan Tak Kuat: KH Abdus Salam Mujib, salah satu pengasuh Ponpes Al Khoziny, mengungkapkan bahwa musala masih dalam tahap pembangunan dan pada Senin pagi dilakukan proses pengecoran atap.

“Ini pengecoran terakhir di bagian atap. Sepertinya penopangnya tidak kuat menahan material, akhirnya jebol,” ujar Mujib di lokasi.

Mujib mengaku mushala itu sudah difungsikan meski belum rampung, lantaran aktivitas santri membutuhkan ruang ibadah yang lebih luas.

Hal senada disampaikan Ketua RT setempat, Munir. Ia menegaskan musala memang belum selesai dibangun. “Iya masih dalam tahap pembangunan, tapi sudah dipakai untuk salat,” katanya.

Baca Juga :  Kardinal Robert Francis Prevost Terpilih Menjadi Paus Leo XIV

Alat Berat Dikerahkan: Tak lama setelah musala ambruk, tim gabungan langsung melakukan evakuasi. Satu unit ekskavator dari Dinas PU BM & SDA Kabupaten Sidoarjo diturunkan untuk membantu proses pencarian dan penyelamatan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.

Petugas TNI-Polri, tim SAR, relawan, hingga warga sekitar berjibaku menyingkirkan material bangunan demi mengevakuasi para santri. Suasana haru mewarnai lokasi kejadian saat keluarga korban berdatangan mencari kabar kerabat mereka.

Tragedi di Rumah Ilmu: Mushala yang sejatinya dibangun sebagai pusat ibadah dan pembinaan santri justru runtuh sebelum sempat digunakan sepenuhnya. Tragedi ini meninggalkan duka mendalam, terutama bagi keluarga korban.

Hingga Senin malam, proses evakuasi masih berlangsung, dan aparat bersama pihak pondok pesantren terus melakukan pendataan jumlah korban, korban sudah 83 orang. (red/akha)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *