SUARASMR.NEWS – Dua ikon wisata utama di Solo Raya, Solo Safari dan The Lawu Group, resmi berkolaborasi meluncurkan paket tiket bundling yang memadukan dua destinasi unggulan wisata keluarga dan wisata alam pegunungan.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU pada Senin (6/10/2025), sebagai langkah strategis menuju integrasi pariwisata lintas daerah di Jawa Tengah bagian selatan.
General Manager The Lawu Group, Achmad Ridho, menyebut kolaborasi ini sebagai wujud nyata dari semangat aglomerasi Solo Raya yang selama ini digaungkan.
“Ini bukan sekadar kerja sama bisnis, tetapi langkah konkret menyatukan potensi wisata Solo dan Karanganyar. Kami ingin wisatawan bisa menikmati dua pengalaman sekaligus dengan cara yang lebih mudah dan hemat,” ujarnya.
Melalui tiket bundling ini, wisatawan bisa berhemat signifikan. Sebagai contoh, tiket Solo Safari (harga normal akhir pekan Rp75.000) dan The Lawu Park (Rp25.000) kini bisa didapat hanya dengan Rp62.500.
Lebih menarik lagi, tiket tersebut tidak wajib digunakan di hari yang sama, sehingga pengunjung dapat menikmati kedua destinasi dengan waktu yang lebih fleksibel.
General Manager Solo Safari, Yustinus Sutrisno, menilai kerja sama ini menjadi momentum penting bagi penguatan brand dua destinasi besar di Solo Raya.
“Solo Safari adalah ikon wisata kota, sementara The Lawu Group mewakili pesona alam pegunungan. Kolaborasi ini diharapkan memberi nilai tambah, tidak hanya bagi pengunjung, tapi juga bagi masyarakat sekitar,” katanya.
Yustinus menambahkan, jumlah pengunjung Solo Safari saat akhir pekan mencapai 2.000–2.500 orang, dan ia optimistis angka ini akan meningkat signifikan dengan hadirnya sistem bundling yang lebih efisien dan terjangkau.
Program bundling mulai berlaku per 7 Oktober 2025 dan untuk sementara bisa dibeli langsung di masing-masing lokasi. Ke depan, pihak pengelola berencana meluncurkan penjualan tiket daring (online) agar wisatawan luar kota lebih mudah mengakses promo tersebut.
Kerja sama ini diharapkan menjadi model kolaborasi lintas wilayah pertama di sektor pariwisata Solo Raya, serta memberi dorongan ekonomi baru bagi pelaku UMKM dan masyarakat di sekitar kawasan wisata.
“Kami ingin menjadikan Solo Raya bukan sekadar tujuan wisata, tapi juga kawasan destinasi terpadu yang hidup, saling menguatkan, dan berkelanjutan,” tutup Ridho. (red/adb)













