Khofifah Puji Manisnya Jeruk Siam Madu Pasuruan, Dorong Jadi Ikon Wisata Agrikultur Jawa Timur

oleh -440 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dibuat terpukau oleh segarnya rasa Jeruk Siam Madu saat berkunjung ke Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.

Tak sekadar memuji, Khofifah bahkan menyebut jeruk khas pegunungan itu sebagai “permata manis dari lereng Bromo” dan mendorong agar wilayah tersebut dikembangkan menjadi desa wisata agrikultur unggulan Jawa Timur.

banner 719x1003

“Rasanya manis dan sangat segar! Jeruk ini benar-benar produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Tutur,” ujar Khofifah penuh semangat, Rabu (5/11).

Terletak di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, Kecamatan Tutur dikenal sebagai daerah berhawa sejuk yang sangat ideal untuk budidaya tanaman hortikultura.

Salah satu bintangnya adalah Jeruk Siam Madu, yang tak hanya unggul dari sisi rasa, tetapi juga karena siklus panennya yang cepat dan berkelanjutan.

“Begitu dipetik, pohonnya langsung berbunga lagi. Jadi produksinya tidak pernah berhenti,” tutur Khofifah kagum.

Melihat potensi itu, Gubernur perempuan pertama Jatim ini mendorong penguatan rantai produksi, pengolahan, dan pemasaran jeruk secara terintegrasi, sekaligus menjadikan Desa Kayu Kebek sebagai ikon wisata agrikultur baru di provinsi ini.

banner 484x341

“Desa ini punya potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis pertanian. Kita akan koordinasikan dengan Disbudpar supaya berdampak nyata bagi ekonomi warga,” tegas Khofifah.

Data mencatat, produksi jeruk di Jawa Timur tahun 2024 mencapai 1,4 juta ton, atau hampir setengah dari total produksi nasional—tepatnya 49,7 persen. Angka itu menegaskan posisi Jatim sebagai lumbung jeruk Indonesia.

Sementara itu, Yudha, Kepala Desa Kayu Kebek, mengungkapkan harapan besar agar Jeruk Siam Madu semakin dikenal nasional bahkan internasional.

“Target kami di tahun 2026 nanti, Desa Kayu Kebek dan desa-desa di Kecamatan Tutur bisa menjadi desa penyangga Gunung Bromo yang siap bersaing lewat sektor pertanian dan pariwisata,” ujarnya.

Baca Juga :  Kanwil DJP Jawa Timur Blokir 3.827 Rekening Penunggak Pajak

Jeruk Siam Madu sendiri terkenal dengan ukuran besar dan cita rasa manis alami. Satu kilogram jeruk rata-rata hanya berisi enam hingga tujuh buah saja.

Hebatnya, seluruh proses budidaya dilakukan secara organik, dari pupuk kandang hingga pengolahan panen. “Kami maksimalkan pupuk organik agar hasilnya lebih sehat dan berkualitas tinggi,” tambah Yudha.

Meski produksinya melimpah, saat ini pemasaran Jeruk Siam Madu masih bergantung pada pengepul yang menyalurkan ke berbagai daerah di Jawa, Jakarta, hingga Pontianak.

Karena itu, Khofifah menegaskan perlunya pemasaran modern dan branding digital agar jeruk manis dari lereng Tutur ini bisa menjadi ikon baru hortikultura Jatim di kancah nasional. (red/ags)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *