IMF 2025 Satukan Simfoni Budaya Topeng Dunia, Surakarta Jadi Panggung Kolaborasi Global

oleh
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Panggung Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta kembali bergemuruh pada hari kedua gelaran International Mask Festival (IMF) 2025, Sabtu (15/11/2025).

Tepat pukul 19.00 WIB, festival seni topeng bertaraf internasional ini menghadirkan kemegahan budaya dari 11 delegasi dalam dan luar negeri yang memukau ribuan penonton.

banner 719x1003

Indonesia Tampil Mendominasi dengan 8 Delegasi Berkelas. Delapan delegasi tanah air menghadirkan kekayaan karakter seni topeng Nusantara, mulai dari:

● Sarwi Retno Budaya (Solo)

● Komunitas Tari Prajna Srikandi (Yogyakarta)

● Kembang Batavia (Jakarta)

● Darmawan Dance Company ft. Bejho IGT (Yogyakarta)

banner 484x341

● Aswolo Wonosobo (Wonosobo)

● Rianto Dance Studio (Banyumas)

● Reog Singo Yogo ft. Dhenata Ponorogo (Solo)

● Guh S Manan Friend (Solo)

Masing-masing tampil dengan ciri khas, dinamika tari, dan narasi budaya yang membuat penonton larut dalam atmosfer lintas zaman. Tiga delegasi internasional turut memeriahkan panggung IMF 2025, yakni:

● The Place that Makes Culture is Yeoltoe (Korea Selatan)

● Chinese Youth Goodwill Association Taiwan (Taiwan)

● China Indonesia Culture Exchange (Hong Kong)

Setiap delegasi membawakan karya dengan kekuatan identitas budaya masing-masing, menciptakan spektrum visual yang menawan dan menegaskan wajah keragaman seni topeng dunia.

Pembuka Megah Wira Loka Niskala dari Solo: Festival dibuka dengan karya Wira Loka Niskala  oleh Sarwi Retno Budaya. Tarian ini menyampaikan doa dan perjuangan dalam menghadirkan kehidupan yang tenteram dan selaras.

Nuansa magis terasa saat penari melangkah anggun di panggung, membuka malam penuh kejutan artistik. Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah karya Aswolo Wonosobo berjudul Tetenger.

Dengan menghadirkan Topeng Lengger Wonosobo, mereka menggambarkan empat watak utama Gagah, Alus, Kasar, Gecul sebagai jejak jati diri manusia. Penonton dibuat terpukau oleh gerak ritmis, filosofi mendalam, dan pesan budaya yang kuat.

Baca Juga :  Kemiren, Kampung Osing yang Menjaga Tradisi dan Menanti Pasar Harian yang Menghidupi

Panggung Taiwan Tawarkan Permainan Cahaya Memikat: Dari mancanegara, Chinese Youth Goodwill Association Taiwan menghadirkan “Dancing in the Light and Shadow”, sebuah koreografi yang memadukan tradisi, teknologi, dan permainan cahaya. Visual yang memukau membuat penonton seperti dibawa ke dimensi lain.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh delegasi oleh Dra. R. Ay. Irawati Kusumoasri, M.Sn., Putri Pramesti Wigaringtyas, M.Sn., dan Drs. Aryo Widyandoko, M.

“Saya mewakili Bapak Wali Kota mengucapkan terima kasih kepada seluruh penampil, penonton, dan terutama Bunda Ira,” ujar Aryo Widyandoko dalam closing statement-nya.

Penutupan festival ditandai dengan pemukulan kenong oleh para tokoh dan delegasi momen simbolis yang menandai berakhirnya perayaan seni topeng dunia tahun ini.

Konferensi Internasional IMO Ikut Warnai Rangkaian AcaraPada hari yang sama, Konferensi Internasional Indonesian Mask Organization (IMO) digelar di Gedung Sekretariat Bersama Kota Surakarta.

Menghadirkan para akademisi lintas negara, konferensi ini menjadi ruang bertukar pengetahuan dan memperluas perspektif tentang dunia seni topeng global.

Dengan tema “Awesome Mask”, IMF 2025 kembali teguh menjadi ruang perayaan budaya yang tak hanya memelihara warisan Nusantara, tetapi juga menyatukan harmoni seni dari berbagai bangsa. Surakarta kembali membuktikan diri sebagai rumah besar bagi seni pertunjukan dunia. (red/chan)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *