SUARASMR.NEWS – Hilangnya sejumlah alat pemantau aktivitas Gunung Kelud di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, sempat menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri memastikan pemantauan gunung api aktif tersebut tetap berjalan normal dan aman.
Kepala Pelaksana BPBD Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, menegaskan bahwa wilayah Kediri tidak terdampak langsung dari kejadian itu.
“Lokasi alat yang hilang berada di Blitar, sementara pemantauan di Kediri masih berjalan baik melalui Pos Pemantauan Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Djoko juga menekankan agar masyarakat tetap tenang. “Hingga saat ini aktivitas Gunung Kelud masih bisa dipantau dengan baik. Alat di Kediri aman, tidak ada masalah,” tambahnya.
Sementara itu, Pengamat Gunung Kelud, Budi, menjelaskan bahwa alat pemantau di sisi selatan sempat tidak aktif beberapa hari sebelum akhirnya diketahui hilang.
“Awalnya kami menduga aki drop. Tapi ketika dicek pada 8 September, seluruh peralatan sudah tidak ada,” kata Budi menjelaskan.
Berdasarkan data, peralatan yang hilang antara lain:
● GNSS Leica GR30 lengkap dengan kabel
● Seismik broadband Certimus beserta kabel
● Kabel grounding tower dan penangkal petir
● Kabel solar panel
● Enam unit aki Panasonic LC-P1275NA
●Kabel aki dan switch hub Moxa
Akibat kejadian ini, Badan Geologi Kementerian ESDM ditaksir mengalami kerugian hingga Rp1,5 miliar. Meski begitu, Pos Pantau Gunung Kelud di Kediri masih memiliki instrumen aktif yang cukup untuk memantau kondisi gunung secara real-time.
“Kami minta masyarakat jangan panik, semua sistem pemantauan utama masih berfungsi,” tegas Kepala Pelaksana BPBD Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno. (red/aden)













