SUARASMR.NEWS – Bagi pedagang Hindu, pasar bukan sekadar tempat mencari nafkah. Di balik hiruk pikuk transaksi dan tawar-menawar, tersimpan nilai pengabdian suci, berdagang sebagai jalan spiritual melalui ajaran karma yoga.
Penyuluh Agama Hindu Kementerian Agama Kabupaten Badung, Ni Nengah Rasmiati, S.Ag., M.Pd.H., menjelaskan bahwa berdagang dalam ajaran Hindu bukan hanya urusan untung rugi, tetapi juga bentuk seva pelayanan tulus kepada sesama.
“Setiap tindakan di pasar akan berbuah sesuai dengan niat pelakunya. Bila niatnya melayani dengan jujur dan tulus, maka hasilnya akan membawa berkah bagi dirinya dan masyarakat,” ujar Rasmiati di Denpasar dikutip suarasmr.news, Jumat (7/11/2025).
Menurutnya, pedagang yang menjadikan pekerjaannya sebagai ladang pelayanan sejatinya sedang menjalankan pelayanan suci. “Ketika seseorang berdagang dengan niat membantu dan melayani orang lain, ia sebenarnya sedang melakukan ibadah,” tegasnya.
Rasmiati menambahkan, pasar bukan hanya ruang ekonomi, melainkan juga ruang sosial yang menumbuhkan empati dan semangat berbagi. Melalui interaksi yang jujur dan harmonis, pasar menjadi tempat umat Hindu memperkuat nilai kemanusiaan dan spiritualitas.
Ia mengaitkan nilai tersebut dengan ajaran karma yoga bekerja tanpa pamrih dan dengan kesadaran spiritual. “Setiap transaksi ekonomi bisa menjadi sarana pembentukan karakter spiritual jika dilandasi niat yang benar,” jelasnya.
Dengan sikap tulus, jujur, dan ramah, lanjut Rasmiati, pedagang dapat menciptakan pasar yang tidak hanya ramai pembeli, tetapi juga berdaya spiritual. “Pasar bagi umat Hindu adalah wadah pengabdian yang menuntun menuju kesucian dan kebahagiaan sejati,” pungkasnya dengan penuh makna. (red/niluh)
