BMKG Peringatkan Hujan Lebat Pertengahan September: Drainase Buruk Perparah Risiko Banjir

oleh
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat disertai angin kencang yang diprediksi akan mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia pada 12–18 September 2025.

Buruknya kondisi infrastruktur, terutama sistem drainase, dinilai menjadi faktor yang dapat memperparah risiko banjir di banyak daerah.

banner 719x1003

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, saluran air di sejumlah kota besar belum mampu menampung curah hujan dengan intensitas tinggi.

“Sedimentasi dan sampah yang menyumbat drainase meningkatkan risiko genangan, sehingga potensi banjir menjadi lebih besar,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (13/9/2025).

Wilayah dengan Potensi Hujan Lebat. BMKG memprediksi hujan lebat akan melanda:

  • 12–14 September: Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, dan DI Yogyakarta.
  • 15–18 September: Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Sementara itu, angin kencang berpotensi terjadi di Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku selama periode yang sama.

Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem: Dwikorita menyebut dinamika atmosfer saat ini sangat kompleks. Fase Dipole Mode Index (DMI) negatif sebesar −1,27 dan anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang juga bernilai negatif memicu pembentukan awan hujan dalam jumlah besar.

banner 484x341

Kondisi ini meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.

Imbauan BMKG: BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan melakukan langkah antisipasi sejak dini, termasuk membersihkan saluran air, memeriksa pompa banjir, serta menyiapkan tempat evakuasi.

“Kerja sama seluruh pihak sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana. Jangan menunggu hujan turun baru bertindak,” ujarnya.

Sementara Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, ini menarik kalau hulunya BMKG sudah memberi peringatan, medianya juga tersampaikan, maka audit diperlukan untuk melihat sejauh mana aksi dilakukan di hilir.

Baca Juga :  Presiden Tambah Hari Libur Nasional untuk Rayakan HUT Ke-80 RI

“Itu penting sekali agar respons cepat bisa terukur,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menegaskan.

Menurutnya, dengan adanya audit, kata Guswanto, maka setiap daerah dapat mengevaluasi efektivitas tindak lanjut peringatan dini.

Sehingga kelemahan di lapangan bisa segera diperbaiki dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi lainnya semakin meningkat.

“Kami telah menerapkan hal ini bersama dengan Pemkab Sleman dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka telah menggelar serangkaian aksi simulasi dan pelatihan desa tanggap bencana secara bersama-sama,” ucapanya.

Simulasi tersebut mendorong adanya respons cepat khususnya bagi masyarakat yang berada di bantaran sungai, pesisir atau lereng perbukitan. Ini dilakukan untuk memahami evakuasi tanda bahaya bencana bila terjadi cuaca ekstrem.

“Simulasi tersebut dilanjutkan dengan audit respons terhadap setiap peringatan yang telah diberikan. Itu sudah berjalan baik, karena ada SOP bersama dan sekretariat bersama antara BMKG, BPBD Sleman, dan pemda setempat,” katanya. (red/ria)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *