SUARASMR.NEWS – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menegaskan bahwa film bukan sekadar tontonan, melainkan senjata soft power yang ampuh untuk mengangkat martabat dan jati diri bangsa di kancah internasional.
Menurut Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Indonesia, kini mulai diperhitungkan dalam percaturan perfilman global bahkan membidik target prestisius.
“Di Festival Film Cannes, Prancis, kehadiran Indonesia kini semakin terasa. Mudah-mudahan pada 2028 Indonesia dapat dipercaya menjadi guest of honor di ajang film paling bergengsi dunia tersebut,” ujar Fadli Zon dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Bali, Sabtu (20/12/2025).
Untuk mewujudkan mimpi besar itu, Kementerian Kebudayaan bergerak agresif memperkuat ekosistem perfilman nasional. Berbagai program strategis digulirkan, mulai dari penyediaan dana perfilman Indonesia melalui skema matching fund, hingga fasilitasi keikutsertaan sineas Tanah Air di festival-festival film internasional.
Di dalam negeri, Menbud juga menyoroti JAFF Film Festival dan JAFF Market sebagai episentrum baru kolaborasi, jejaring industri, dan penguatan ekosistem perfilman Indonesia.
Menurutnya, film memiliki daya jelajah lintas disiplin merangkul seni peran, sastra, musik, seni pertunjukan, tari, hingga fesyen menjadikannya medium budaya yang utuh dan strategis.
Apresiasi khusus disampaikan Fadli Zon terhadap Malam Anugerah Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025 yang digagas Pemerintah Kota Semarang.
Festival yang digelar di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Gedung Raden Saleh (TBRS), Jawa Tengah, ini dinilainya sebagai ruang emas bagi regenerasi sineas muda yang berpijak pada kekayaan budaya lokal.
“LSSFF menempatkan sinema sebagai medium penting untuk merekam memori kolektif bangsa, merayakan keberagaman budaya, sekaligus memperkenalkan wajah Indonesia ke dunia internasional,” tegasnya.
Pada gelaran perdana yang dibuka sejak 15 September 2025, LSSFF sukses menjaring 144 film pendek dari seluruh Indonesia. Melalui proses kurasi ketat, 21 film terbaik lolos ke babak final dalam tiga kategori: pelajar, mahasiswa, dan umum.
“Kami sangat mendukung penyelenggaraan Lawang Sewu Short Film Festival ini dan berharap dapat berlangsung secara berkelanjutan serta berkesinambungan,” ujar Fadli Zon.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan apresiasi atas perhatian Menteri Kebudayaan terhadap pelestarian warisan budaya Kota Semarang.
Ia menilai peninjauan langsung sejumlah situs budaya oleh Menbud sebagai langkah strategis, sekaligus menjadi angin segar bagi rencana renovasi dan pengembangan ruang aktivitas budaya di kota tersebut.
Agustina juga memastikan LSSFF akan kembali digelar tahun depan dengan kualitas yang lebih matang, serta mengungkap rencana menghadirkan Festival Keroncong sebagai bagian dari penguatan ekosistem seni budaya.
Pemerintah Kota Semarang, lanjutnya, berkomitmen penuh menyiapkan ruang, fasilitas, dan dukungan bagi para seniman lokal agar terus berkarya dan menembus batas dunia. (red/agus)












