Dinkes Sidoarjo Jelaskan Data HIV Tertinggi di Jatim: Bukan Ledakan Kasus, Tapi Bukti Kerja Nyata

oleh -659 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Media sosial ramai memperbincangkan data yang menunjukkan Kabupaten Sidoarjo sebagai daerah dengan jumlah kasus HIV tertinggi di Jawa Timur. Berdasarkan data dari akun statistik publik @data.kita, Sidoarjo disebut menempati posisi teratas dengan 270 temuan kasus.

Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo menegaskan bahwa angka tersebut bukan berarti kasus HIV di wilayahnya paling banyak secara faktual. Sebaliknya, tingginya temuan justru menjadi bukti keaktifan dan keberhasilan deteksi dini yang dilakukan pemerintah daerah.

banner 719x1003

“Angka temuan tinggi bukan berarti kasusnya paling banyak. Ini justru menunjukkan bahwa kami aktif melakukan skrining dan memperluas layanan. Artinya, banyak warga yang berhasil terdeteksi lebih awal sebelum terlambat,” ujar Plt. Kepala Dinkes Sidoarjo, dr. Lakshmi Herawati Yuantina, Kamis (9/10/2025).

Melalui bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Sidoarjo secara rutin melakukan skrining pada populasi berisiko, seperti komunitas tertentu dan tenaga kesehatan yang rentan.

Tak hanya itu, Sidoarjo juga menjadi salah satu daerah dengan fasilitas layanan HIV paling lengkap di Jawa Timur mulai dari pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan.

“Kami sudah memiliki layanan lengkap, termasuk penyediaan PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis), kondom, pelicin, hingga program treatment as prevention. Tujuannya agar penularan bisa ditekan semaksimal mungkin,” jelas dr. Lakshmi.

Dalam upaya pengendalian HIV, Dinkes Sidoarjo tidak berjalan sendiri. Mereka menjalin kemitraan dengan berbagai pihak seperti PKBI Jawa Timur, Yayasan Orbit, dan Delta Crisis Center, serta menggandeng klinik komunitas dan sektor swasta.

banner 484x341

“Kami membuka akses selebar mungkin. Semakin banyak yang dites, semakin cepat kasus diketahui, dan itu justru kabar baik karena berarti penanganan bisa segera dilakukan,” tegasnya.

Selain layanan medis, Dinkes juga aktif melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah SMP dan SMA di seluruh Sidoarjo. Edukasi seputar HIV dan infeksi menular seksual (IMS) diberikan agar kesadaran masyarakat tumbuh sejak dini.

Baca Juga :  Psikolog Unair: Hati-Hati Dampak Negatif Konten Anomali Anak

Begitu ada kasus positif ditemukan, strategi “test and treat” langsung diterapkan pasien segera dirujuk untuk mendapatkan pengobatan agar tidak berkembang menjadi AIDS.

“Kami terus kampanyekan bahwa pengobatan adalah bentuk pencegahan. Jika seseorang dengan HIV rutin berobat dan status virusnya menjadi tidak terdeteksi, maka penularan bisa dicegah,” tutur dr. Lakshmi.

Dinkes Sidoarjo berharap masyarakat memahami konteks data dengan benar. Angka yang tinggi bukan cermin buruk, tetapi tanda kesigapan dan keterbukaan pemerintah daerah dalam menghadapi isu kesehatan masyarakat.

“Bukan karena kasusnya banyak, tapi karena kami berani mendeteksi dan menanganinya. Sidoarjo tidak menutup mata terhadap isu HIV kami justru ingin semua kasus ditemukan agar bisa diobati,” pungkasnya.

Dengan strategi yang proaktif, layanan yang lengkap, dan kolaborasi lintas sektor yang solid, Sidoarjo kini menjadi contoh kabupaten dengan sistem penanganan HIV yang kuat dan responsif di Jawa Timur. (red/akha)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *