SUARASMR.NEWS – Peralihan musim dari kemarau ke hujan atau yang dikenal dengan musim pancaroba, ternyata tak hanya membawa perubahan cuaca ekstrem, tetapi juga bisa menurunkan daya tahan tubuh. Hal itu disampaikan oleh dokter spesialis anak Dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A.
“Di musim pancaroba seperti ini, rata-rata daya tahan tubuh seseorang akan berkurang. Tubuh sedang sibuk beradaptasi terhadap perubahan cuaca yang terlalu ekstrem,” ujar dr. Ian dikutipsuarasmr.news, Minggu (2/11/2025).
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan, perubahan suhu dan tekanan udara yang terjadi di musim pancaroba membuat tubuh bekerja ekstra keras untuk menyesuaikan diri.
Akibatnya, sistem metabolisme mengalami stres dan kemampuan tubuh dalam menghasilkan antibodi pun menurun sehingga antibodi dalam tubuh tidak optimal.
“Ketika tubuh mengalami stres, produksi antibodi jadi tidak optimal. Seharusnya tubuh fokus memperkuat imunitas, tapi malah sibuk menyesuaikan diri dengan cuaca. Inilah yang membuat daya tahan tubuh jadi drop,” tambah dokter yang juga berpraktik di Tzu Chi Hospital itu.
Tak hanya itu, dr. Ian juga mengungkapkan bahwa pada musim pancaroba, tekanan udara dan angin yang tidak stabil membuat virus dan bakteri lebih mudah menyebar.
“Virus dan kuman biasanya mengendap di permukaan tanah. Dengan angin yang berembus cepat, penyebarannya jadi makin luas dan mudah terhirup manusia,” jelasnya.
Untuk itu, dr. Ian mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Rajin cuci tangan, konsumsi makanan bergizi, serta perbanyak vitamin seperti C, D, dan Zinc. Jangan lupa pakai masker saat bepergian, dan kalau sedang batuk pilek parah sebaiknya istirahat dulu di rumah,” sarannya.
Menurut dr. Ian, langkah-langkah sederhana tersebut bisa menjadi benteng pertama agar tubuh tetap kuat menghadapi perubahan cuaca ekstrem. (red/ria)













