SUARASMR.NEWS – Perubahan zaman yang cepat di era disruptif menuntut setiap orang untuk memiliki pola pikir (fixed mindset) terbuka agar mampu beradaptasi dan berkembang.
Dosen Universitas Brawijaya (UB) sekaligus anggota Komunitas Prowomen Malang, Puji Akhiroh, mengingatkan pentingnya mengenali dan menghindari fixed mindset atau pola pikir statis.
Dalam program Malang Siang Ini, pada Jumat (8/8/2025), Puji memaparkan tujuh ciri utama fixed mindset yang kerap menghambat kemajuan pribadi:
- Meyakini kemampuan tidak bisa berkembang – Menganggap kecerdasan dan bakat adalah bawaan sejak lahir sehingga enggan berusaha.
- Fokus pada hasil, bukan proses – Mengabaikan proses belajar yang sesungguhnya membentuk karakter dan keterampilan.
- Takut gagal dan mudah berkecil hati – Menganggap kegagalan sebagai bukti ketidakmampuan, bukan peluang belajar.
- Menghindari risiko dan tantangan – Memilih zona nyaman dan enggan mencoba hal baru karena takut gagal.
- Sulit menerima kritik – Menganggap kritik sebagai serangan pribadi, bukan masukan untuk berkembang.
- Membandingkan diri dengan orang lain – Mudah merasa rendah diri saat melihat kesuksesan orang lain.
- Merasa dunia runtuh saat gagal – Mengalami trauma berlebihan hingga enggan mencoba lagi.
Puji menekankan, untuk melawan fixed mindset, diperlukan pola pikir bertumbuh (growth mindset).
“Hadapilah tantangan sebagai peluang belajar, hargai proses, terbuka terhadap kritik, dan yakini bahwa kemampuan dapat terus ditingkatkan lewat usaha dan ketekunan,” ujarnya. (red/arf)
