SUARASMR.NEWS – Proyek pembangunan Alun-alun Sidoarjo senilai Rp24,6 miliar kini berada di ujung tanduk. Deadline 15 Desember tinggal hitungan hari, namun progres di lapangan jauh dari harapan.
Kondisi ini langsung membuat Bupati Sidoarjo Subandi ‘meledak’ di lokasi, usai melihat sendiri betapa amburadulnya pekerjaan kontraktor.
Saat melakukan inspeksi mendadak bersama anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, M. Nizar, Subandi dibuat geram. Tumpukan material masih berserakan, banyak bagian bangunan belum tersentuh, dan yang lebih parah kualitas pengerjaan dinilai jauh dari standar.
Temuan Mengejutkan di Lapangan: Dalam sidak tersebut, Subandi menemukan besi rakitan cor tidak terikat bendrat pada sejumlah titik. Temuan fatal ini langsung ditegurnya keras di hadapan kontraktor.
“Tolong ini diperbaiki. Kalau dibiarkan seperti ini tidak akan kuat ketika dicor!” tegas Subandi, Jumat (5/12/2025).
Tak berhenti di situ, acian keramik lantai di area dekat paseban juga dinilai mudah lepas dan tidak rapi. Melihat kondisi tersebut, Subandi mempertanyakan kinerja konsultan pengawas yang dianggap bekerja asal-asalan.
“Banyak temuan. Ini jadi koreksi besar. Alun-alun ini milik seluruh masyarakat Sidoarjo hasilnya tidak boleh mengecewakan!” ujarnya.
Deviasi 22 Persen, Bupati Curiga Angka Asli Lebih Parah: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mencatat progres pembangunan baru 74,406 persen, padahal seharusnya sudah 96,886 persen. Artinya, deviasi mencapai 22,48 persen.
Namun Subandi menilai angka tersebut tidak masuk akal jika melihat kondisi riil di lapangan. “Tidak mungkin hanya 22 persen. Kondisinya masih acak-acakan seperti ini! Tinggal 10 hari lagi, hitungan keramik saja sudah tidak mungkin selesai tepat waktu,” tegasnya.
Diawasi BPKP, Tak Ada Ampun untuk Pekerjaan Asal-asalan: Dengan situasi genting itu, Subandi memerintahkan Kepala DLHK, M. Bahrul Amig, untuk melakukan pengawasan super ketat.
Terlebih proyek Alun-alun termasuk yang diawasi langsung oleh BPKP, bersama beberapa proyek strategis lain seperti RSUD Sedati, Tempat Parkir RSUD R.T. Notopuro, dan Rumah Pompa Kedungpeluk.
Bupati juga menegaskan dirinya berkomitmen menjaga pemerintahannya bersih dan bebas permainan proyek. Kalau kerjanya jelek, langsung kasih merah. Tidak ada ampun.
“Kalau masih ada yang nekat main proyek di Sidoarjo, silakan APH masuk. Saya siap! Cek semuanya. Saya tidak mau ada permainan di Sidoarjo,” ujarnya dengan nada tinggi.
Sisa waktu yang hanya 10 hari membuat publik bertanya-tanya: Mampukah kontraktor mengejar progress? Atau justru Sidoarjo harus menghadapi keterlambatan proyek yang monumental?
Yang jelas, peringatan keras Subandi hari ini menandai bahwa kesabaran pemerintah sudah habis. Semua mata kini tertuju pada Alun-alun ikon kota yang seharusnya segera diselesaikan dengan kualitas terbaik. (red/akha)












