SUARASMR.NEWS – Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, menunaikan ibadah haji atas undangan Khadimul Haramain Asy Syarifain, Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud.
Bersama putra bungsunya, Ali Mannagalli, Khofifah menjalankan rangkaian ibadah tersebut di Masjidil Haram. Pengalaman ini memberikan banyak pelajaran dan kesan positif bagi Khofifah.
Menurut Khofifah, terdapat perbedaan signifikan dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menilai bahwa Pemerintah Arab Saudi telah memperbaiki manajemen haji secara menyeluruh.
Hal ini membuat jemaah dapat beribadah dengan lebih nyaman dan khusyuk di Masjidil Haram. “Alhamdulillah, haji tahun ini rasanya proses ibadah di Masjidil Haram terasa lebih nyaman dan lebih khusyuk,” ujar Khofifah, Rabu (4/5/2025).
Salah satu perbaikan yang paling mencolok adalah regulasi jemaah ke Masjidil Haram yang jauh lebih bagus ini memudahkan sirkulasi jemaah dan membuat pergerakan lebih tertib.
“Para askar yang menjaga berbagai titik juga lebih ramah, sehingga pengalaman beribadah menjadi lebih khushyuk,” ungkap Khofifah.
Selain itu, akses menuju Masjidil Haram kini lebih mudah. Khofifah juga menyampaikan bahwa lebih banyak pintu dan keluar yang dibuka, memudahkan pergerakan para jemaah.
“Tahun lalu, banyak jemaah harus memutar jauh karena pintu masuk yang tidak pasti. Sering kali, setelah mencapai sebuah gate, ternyata ditutup dan harus mencari jalan lain,” jelasnya.
Suasana Masjidil Haram cenderung relatif longgar saat ini. Relatif banyak jalan dan pintu yang dibuka. Ini sangat membantu dan membuat ibadah makin khusyuk.
“Dorong-dorongan dan desak-desakan saat keluar dan masuk Masjidil Haram juga sangat berkurang karena kondisi jemaah yang terkelola dengan baik karena manajemen yang terus ditata,” katanya.
Khofifah menegaskan bahwa pengalaman positif ini bukan karena statusnya sebagai jemaah undangan. Ia menjalankan ibadah secara mandiri dan merasa tetap leluasa berkeliling serta beribadah di Masjidil Haram.
Ia menilai peningkatan kualitas pelayanan ini tak lepas dari keseriusan Pemerintah Arab Saudi dalam menata penyelenggaraan ibadah haji agar lebih tertib, aman, dan nyaman.
“Bisa saya bedakan dengan haji tahun lalu dan juga saat umrah Ramadhan. Kondisi ini membuat nyaman dan khusyuk para jemaah dalam beribadah,” tegasnya.
Menurutnya, sejumlah kebijakan baru seperti proses skrining, pengaturan akses jemaah, serta penertiban administrasi dan perizinan turut mendorong kelancaran pelaksanaan ibadah.
“Upaya penataan ini saya lihat sebagai bentuk kesungguhan Pemerintah Arab Saudi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para dhuyufurrahman dari seluruh dunia,” ucap Khofifah.
Menjelang puncak haji, Khofifah berharap manajemen jemaah tetap berjalan optimal, terutama saat wukuf di Arafah, pelaksanaan ibadah di Muzdalifah dan Mina (Armuzna), serta saat thawaf ifadhah.
“Tantangannya nanti adalah saat puncak haji. Semoga kepadatan saat Wukuf di Arafah Insya Allah besok hari Kamis tanggal 5 Juni/9 Dzulhijjah serta Muzdalifah dan juga Mina (Armuzna), serta saat thawaf ifadhah juga bisa terurai,” tambahnya.
Ia mengingatkan, saat puncak haji, jutaan jemaah akan bergerak ke titik-titik yang sama, mulai dari Arafah, Muzdalifah, Mina, Jamarat, hingga nafar tsani.
Tentunya ini membutuhkan manajemen yang kompleks. Semoga pelaksanaan ibadah haji tahun ini bisa berjalan dengan lancar, semua bisa beribadah dengan nyaman dan khusyuk.
“Semoga menjadi haji yang mabrur.? sebaliknya, yang belum haji semoga segera dipanggil sebagai tamu Allah untuk melaksanakan ibadah haji. Amin,” pungkas Gubernur Khofifah Indar Parawansa. (red/akha)