SUARASMR.NEWS – Gunung Semeru gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di wilayah provinsi Jawa Timur ini kembali menunjukkan keganasannya, meluncurkan awan panas.
Gunung Semeru atau Mahameru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) merilis informasi resmi bahwa aktivitas vulkanik Semeru meningkat drastis pada Rabu, (19/12/2025) disertai luncuran awan panas dan erupsi yang membubung cepat.
Data Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, dalam tempo kurang dari satu jam, status Semeru melonjak dua tingkat sekaligus.
Dari Level II (Waspada), naik ke Level III (Siaga) pada pukul 16.00 WIB, dan langsung meningkat menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB melalui Laporan Khusus Nomor 145/GL.03/BGL/2025.
Peningkatan aktivitas yang ekstrem ini membuat BB TNBTS mengambil langkah cepat dan tegas, seluruh jalur pendakian Gunung Semeru termasuk Ranu Kumbolo resmi ditutup total. 187 pendaki terjebak di Ranu Kumbolo, dievakuasi dalam kondisi gelap dan hujan.
Saat itu pendaki masih berada di kawasan Ranu Kumbolo, yang terletak 6,4 km di utara puncak Semeru. Meski termasuk zona rawan lontaran batu pijar, kondisi mereka tetap aman karena awan panas dan guguran lava mengarah ke sektor Selatan–Tenggara, tidak menuju Ranu Kumbolo.
Namun cuaca gelap dan hujan membuat evakuasi tidak dapat dilakukan pada malam hari. Petugas memutuskan para pendaki harus bertahan semalam di Ranu Kumbolo menunggu kondisi lebih aman.
Evakuasi besar-besaran dilakukan keesokan paginya, Kamis 20 November 2025. Pendaki pertama tiba di Ranupani pada 11.45 WIB, dan yang terakhir pukul 14.30 WIB. Seluruh pendaki 187 orang berhasil turun dalam kondisi selamat.
TNBTS: Patuhilah Zona Bahaya, Situasi Masih Sangat Berisiko: Dengan status Semeru yang masih berada di Level IV (Awas), BB TNBTS menegaskan bahwa semua pihak harus mematuhi rekomendasi resmi PVMBG, terutama terkait radius zona berbahaya.
TNBTS mengimbau masyarakat, pendaki, dan pelaku wisata untuk: Tidak mendekati kawasan rawan erupsi. Tidak memaksakan aktivitas wisata di sekitar Semeru. Mengikuti setiap pembaruan informasi dari pemerintah.
“Keselamatan adalah yang utama. Aktivitas vulkanik Semeru masih sangat dinamis dan berpotensi memunculkan bahaya lanjutan,” tegas pihak BB TNBTS.
Komitmen Informasi Terbuka dan Pemantauan Ketat: BB TNBTS memastikan akan terus melakukan pemantauan intensif dan menyampaikan perkembangan situasi secara berkala kepada publik.
Mereka juga mengapresiasi kerja sama masyarakat serta seluruh tim yang terlibat dalam proses evakuasi dan pengamanan lapangan. Semoga kondisi Gunung Semeru segera stabil sehingga kegiatan wisata alam dapat kembali dibuka dan berjalan aman. (red/ags)












