SUARASMR.NEWS – Peringatan Hari Pariwisata Sedunia yang jatuh setiap 27 September menjadi momentum penting bagi Pulau Dewata untuk bercermin.
Sebagai destinasi wisata kelas dunia sekaligus penopang utama perekonomian Indonesia, Bali kini dihadapkan pada tantangan serius yang tak bisa lagi diabaikan.
Pengamat pariwisata Bali, I Wayan Puspa Negara, menegaskan bahwa keberlanjutan pariwisata tidak cukup hanya mengandalkan promosi. Menurutnya, perbaikan mendasar di berbagai sektor menjadi kunci agar Bali tetap menjadi primadona wisata dunia.
Ia mengidentifikasi sedikitnya enam tantangan utama yang harus segera dibenahi:
1. Infrastruktur – Pertumbuhan kunjungan wisata tak sejalan dengan peningkatan sarana pendukung, sehingga menimbulkan kemacetan dan ketidaknyamanan.
2. Keamanan – Kasus copet, jambret, begal, hingga money changer ilegal masih kerap terjadi. “Hampir setiap hari ada laporan kejahatan jalanan. Bali belum memiliki catatan keamanan 100 persen,” ujar Puspa Negara kepada suarasmr.news, Sabtu (27/9/2025).
3. Kualitas Layanan – Pertumbuhan ekonomi tak diimbangi penguatan sumber daya manusia, membuat standar pelayanan wisata menurun.
4. Branding Destinasi – Citra Bali terancam usai beberapa biro perjalanan asing menyebut Bali tidak layak dikunjungi pada 2025 karena masalah sampah dan kemacetan.
5. Perilaku Wisatawan dan Masyarakat – Sikap yang kurang ramah lingkungan maupun sosial dapat merusak reputasi destinasi.
6. Sarana-Prasarana Publik – Toilet umum dan aksesibilitas dinilai belum memadai, menurunkan kenyamanan wisatawan.
Sebagai langkah awal, Puspa Negara mendorong penguatan sektor keamanan dengan mengaktifkan kembali tourism police dan honorary police.
Kehadiran polisi pariwisata diyakini akan memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi wisatawan mancanegara maupun masyarakat lokal.
Hari Pariwisata Sedunia tahun ini pun menjadi alarm bagi semua pemangku kepentingan. Tanpa pembenahan menyeluruh, pesona Bali yang selama ini menjadi magnet wisata dunia bisa perlahan memudar. (red/niluh)














