SUARASMR.NEWS – Tradisi perhitungan weton kembali menjadi sorotan dalam program Obrolan Budaya di Pro 4 RRI Surabaya, Minggu (14/9/2025).
Acara yang dipandu Ning Purbandari ini menghadirkan Cak Madiro (Ketua MLKI Surabaya) dan Cak Sumindar (praktisi Ilmu Jawa) untuk mengupas filosofi mendalam di balik sistem penanggalan khas Jawa tersebut.
Dalam budaya Jawa, weton merupakan perhitungan nilai kelahiran berdasarkan hari dan pasaran. Nilai keduanya dijumlahkan menjadi neptu weton yang diyakini mampu memprediksi sifat, keberuntungan, hingga kecocokan pasangan.
Tradisi ini kerap digunakan untuk menentukan hari baik, terutama dalam pernikahan atau memulai usaha juga untuk menempati rumah baru. Cak Madiro menjelaskan bahwa hitungan weton berakar pada konsep keselarasan antara manusia dan alam semesta.
“Setiap hari dan pasaran memiliki energi dan pengaruhnya sendiri yang dapat membentuk karakter, takdir, dan keberuntungan seseorang. Weton menjadi sarana introspeksi diri agar hidup berjalan selaras dan penuh keberuntungan, namun tetap kita berserah kepada Tuhan,” ujarnya
Senada, Cak Sumindar menambahkan bahwa weton bukan sekadar ramalan, tetapi kearifan lokal yang mengajarkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
“Tradisi ini mengingatkan kita untuk menghormati leluhur, menjaga keseimbangan hidup, dan selalu mengoreksi diri. Fungsi weton pun beragam, mulai dari menentukan hari baik, memilih pasangan, hingga menjadi pedoman dalam pengobatan tradisional dan pertanian,” ungkapnya.
Perbincangan ini menegaskan bahwa weton bukan sekadar hitungan angka, melainkan warisan budaya Jawa yang sarat nilai filosofi mendorong masyarakat untuk lebih mawas diri, menjaga harmoni, dan menghargai kebijaksanaan leluhur di tengah arus modernisasi. (red/akha)





 
											








 
										 
										 
										 
										