Ibu, Benteng Terakhir Budaya Bangsa di Tengah Gempuran Globalisasi

oleh
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Di tengah derasnya arus globalisasi yang kian menggerus identitas lokal, peran ibu kembali disorot sebagai garda terdepan penjaga budaya bangsa.

Bukan sekadar pengasuh, ibu dinilai memegang peran strategis sebagai pendidik pertama sekaligus jembatan antar generasi dalam menjaga nilai-nilai luhur warisan budaya agar tetap hidup dan relevan.

banner 719x1003

Sebagai “sekolah pertama” bagi anak, ibu memiliki peran alami dalam menanamkan nilai moral, tradisi, bahasa ibu (daerah), hingga keterampilan budaya sehari-hari sejak usia dini. Dari ruang keluarga inilah karakter anak dibentuk dan identitas budaya mulai mengakar kuat.

Hal tersebut disampaikan Anggota Komunitas Wanita Bersanggul Indonesia, Sami Rahayu, menegaskan bahwa pendidikan budaya yang dimulai dari rumah menjadi fondasi utama pembentukan karakter generasi penerus bangsa.

“Ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Dari ibu, anak belajar sopan santun, tata krama, hingga mengenal bahasa daerah yang sarat dengan nilai kearifan lokal,” ujar Sami, Minggu (21/12/2025).

Tak hanya sebagai pendidik, ibu juga berperan sebagai penjaga sekaligus pewaris tradisi. Beragam seni dan budaya tradisional mulai dari membatik, memasak kuliner khas, hingga menjalankan ritual keluarga kerap diwariskan dari tangan ibu ke anak-anaknya.

Menurut Sami, keterlibatan aktif ibu dalam aktivitas budaya mampu menumbuhkan rasa bangga anak terhadap jati diri bangsanya. “Ketika anak terlibat langsung, budaya tidak sekadar dikenang, tapi dijalani,” katanya.

banner 484x341

Sementara itu, anggota Komunitas Wanita Bersanggul Indonesia lainnya, Dyah Lensana, menyoroti peran ibu sebagai penyaring pengaruh budaya luar.

Ia menilai globalisasi memang tak terelakkan, namun keluarga terutama ibu harus menjadi benteng agar identitas budaya anak tidak terkikis.

“Ibu berperan sebagai perisai budaya di dalam keluarga, memilih mana pengaruh luar yang bisa diterima dan mana yang perlu dibatasi, akan tetapi pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab ibu semata,” ungkap Dyah.

Baca Juga :  Dewan Pers Desak Istana Jelaskan Pencabutan ID Pers Reporter CNN Indonesia

Sinergi antara keluarga, masyarakat, komunitas, serta dukungan kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan perempuan sangat dibutuhkan. Pemanfaatan teknologi digital pun dinilai dapat menjadi alat efektif untuk memperkenalkan budaya kepada generasi muda.

“Dengan peran ibu yang kuat, budaya bangsa tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang mengikuti zaman,” pungkasnya. (red/akha)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *