SUARASMR.NEWS – Dentuman musik, sorak-sorai penonton, dan cahaya gemerlap malam membelah langit Kartasura, Kota bersejarah itu benar-benar berguncang dalam gelora pesta rakyat memperingati Hari Jadi Kartasura ke-345 yang mencapai puncak kemeriahannya pada Sabtu malam (11/10/2025).
Sejak helatan dimulai pada 1 Oktober lalu, Kartasura menjelma menjadi lautan kegembiraan. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan, menikmati tiap detik kebersamaan, seolah seluruh kota bernafas dalam irama yang sama: irama cinta pada tanah leluhur.
Namun sorotan terbesar tertuju pada satu momen sakral dan menggetarkan: peluncuran lagu “Babad Wanakerta” sebuah karya yang digadang-gadang akan menjadi simbol kebangkitan budaya Kartasura di era modern.
Bertempat di depan petilasan Kraton Kartasura, tempat sejarah berdenyut sejak masa kejayaan Mataram, acara peluncuran ini berlangsung megah dan penuh aura kebanggaan. Dinding benteng tua menjadi saksi bisu saat nada demi nada “Babad Wanakerta” bergema menggetarkan dada ribuan penonton.
Lagu ini bukan sekadar karya musik biasa. Ia adalah napas sejarah yang dilagukan, lahir dari gagasan brilian Dr. H. Djuyamto, S.H., M.H., sosok karismatik yang selama ini dikenal sebagai penjaga api budaya Kartasura.
Dengan visi besar melestarikan nilai-nilai luhur dan memori kolektif masyarakat, beliau menggugah generasi muda untuk kembali menatap akar sejarah dengan bangga.
“Babad Wanakerta” kemudian diwujudkan oleh dua musisi muda penuh talenta, Yusron dan Abaz, yang berhasil meramu sejarah menjadi harmoni nan memikat. Dengan lirik sarat makna dan melodi yang meresap ke jiwa, lagu ini menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya tua maupun muda.
Tak berhenti di situ, para seniman lokal pun ikut terlibat dalam proses kreatifnya. Mereka menjadi bagian dari video klip yang diambil langsung di kawasan petilasan Kraton Kartasura sebuah kolaborasi yang menegaskan bahwa “Babad Wanakerta” lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat Kartasura.
Dalam sambutannya yang penuh emosi, Dr. Suratno, S.H., M.H., selaku Ketua Panitia, menegaskan bahwa peluncuran lagu ini adalah bentuk penghormatan tertinggi bagi Dr. Djuyamto atas dedikasi dan perjuangannya menghidupkan kembali roh budaya Kartasura.
“Kami persembahkan karya ini sebagai bukti cinta dan terima kasih atas perjuangan beliau yang tak pernah padam demi Kartasura,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah ribuan warga.
Dan ketika Anggi Areza, Arif, dan Abaz menaiki panggung, suasana pun mencapai klimaks. Dentuman musik mengalun, disambut lautan manusia yang larut dalam getaran rasa bangga dan haru. Seakan seluruh Kartasura bersatu dalam satu lagu, satu jiwa, satu semangat.
Perayaan HUT ke-345 Kartasura pun tak hanya menjadi pesta rakyat semata. Ia menjelma menjadi manifestasi kebangkitan budaya dan semangat persatuan, membangkitkan kesadaran bahwa kejayaan masa lalu tak boleh dilupakan tetapi harus dilanjutkan dengan karya dan cinta.
Kartasura malam itu tidak sekadar merayakan usia tetapi menyalakan kembali api sejarahnya. Dan “Babad Wanakerta” menjadi nadanya. (red/chan)





 
											









 
										 
										 
										 
										