SUARASMR.NEWS – Dalam perjalanan hidup, banyak manusia mencari ketenangan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama. Namun, menurut Ustazah Haniah, pimpinan Pesantren dan Panti Asuhan Mitra Arafah Surabaya, ketenangan dan kebahagiaan sejati tidak terletak pada harta, jabatan, atau popularitas.
Sebaliknya, kedamaian dan kebahagiaan sejati bersumber dari hati yang selalu terhubung kepada Allah. Hal tersebut disampaikan Ustazah Haniah dalam tausiyah di program Mutiara Pagi Pro1 RRI Surabaya, Senin (9/6/2025).
Ustazah Haniah menekankan pentingnya dzikrullah atau mengingat Allah sebagai kunci utama ketenangan jiwa. Ia menyebut, aktivitas seperti membaca Al-Qur’an, bertakbir, bertahmid, dan bertasbih mampu menentramkan hati.
“Kalau hati kita selalu ingat Allah, maka segala kecemasan akan perlahan sirna. Al-Qur’an adalah obat hati. Begitu pula takbir, tahmid, tasbih itu bukan hanya ucapan di lisan, tapi penenang jiwa,” ujarnya.
Ustazah Haniah juga mengingatkan pentingnya rasa syukur dalam segala keadaan, baik lapang maupun sempit. Menurutnya, syukur merupakan bentuk penerimaan terhadap takdir Allah yang membuka jalan menuju ketenangan dan kebahagiaan.
“Orang yang pandai bersyukur, walau sedikit rezekinya, tetap bahagia. Karena ia tahu semuanya dari Allah dan untuk Allah,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa kebahagiaan tidak hanya soal pencapaian, tetapi juga ketulusan dalam berbuat baik. Kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan kembali pada pelakunya sebagai ketenteraman hati.
“Berbuat baik kepada orang lain, membantu yang membutuhkan, menyantuni anak yatim, semua itu membawa keberkahan dan ketenangan tersendiri. Karena dalam memberi, kita sejatinya sedang mengisi hati kita dengan kebaikan yang menyenangkan,” jelasnya.
Ustazah Haniah juga menekankan pentingnya ikhtiar, doa, dan tawakal. Menurutnya, menyerahkan hasil usaha kepada Allah adalah bentuk keimanan yang membebaskan manusia dari beban mental.
“Kalau kita sudah berusaha, sudah berdoa, maka tinggal serahkan pada Allah. Jangan terlalu banyak dihantui hasil. Orang yang bertawakal hatinya lebih ringan, karena dia yakin Allah sebaik-baik penentu,” tuturnya.
Ia mengutip Surah Ar-Ra’d ayat 28 sebagai penguat: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Melalui zikir, syukur, kebaikan, ikhtiar, dan tawakal, Ustazah Haniah meyakini setiap orang dapat meraih kebahagiaan sejati yang tidak bergantung pada dunia.
“InsyaAllah, siapa pun yang menjadikan Allah sebagai pusat kehidupannya, akan selalu damai. Hidup boleh tidak mudah, tapi hatinya selalu kuat dan bahagia,” ujarnya.
Semoga dapat mengubah cara pandang terhadap kehidupan dan menemukan ketenangan serta kebahagiaan yang sejati. Ketenangan dan kebahagiaan tersebut tidak hanya berasal dari keadaan materi, tetapi lebih dari itu, berasal dari hubungan yang erat dengan Allah SWT.
Dengan demikian, dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia, sesuai dengan rencana Allah untuk kita. Menemukan ketenangan dan kebahagiaan sejati adalah perjalanan yang membutuhkan kesadaran dan usaha yang konsisten. (red/akha)