SUARASMR.NEWS – Tak ada yang menyangka, peristiwa di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur menjadi titik balik hidup seorang santri muda bernama Haikal (13).
Ia selamat dari maut di balik reruntuhan bangunan, namun perjuangannya belum berakhir. Demi menyelamatkan nyawanya, tim dokter RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo terpaksa mengamputasi kaki kirinya.
Tindakan medis dramatis itu dilakukan pada Sabtu (4/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Setelah serangkaian pemeriksaan, tim medis memutuskan bahwa tidak ada jalan lain selain memotong tungkai Haikal yang sudah tak bisa diselamatkan.
“Kondisi tungkai bawah kirinya sudah masuk fase dead limb atau mati jaringan. Tidak ada aliran darah, kulitnya terasa dingin, bahkan muncul gelembung-gelembung air,” ungkap dr. Larona Hydravianto, Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD R.T. Notopuro, Senin (13/10/2025).
Hasil pemeriksaan USG Doppler memperkuat keputusan berat itu. Aliran darah ke tungkai bawah Haikal telah terhenti total, jari-jari kakinya membiru dan tak lagi bisa digerakkan.
Kondisi semakin kritis ketika tubuh Haikal menunjukkan tanda-tanda sepsis infeksi berat yang menyerang seluruh tubuh santri Ponpes Al-Khoziny ini.
“Leukositnya sudah mencapai 21.000, dan enzim hati SGOT-SGPT menembus angka 1.200.000 ini sudah gawat darurat. Kalau tidak segera diamputasi, infeksi bisa menjalar dan berakibat fatal,” jelas dr. Larona.
Kini, Haikal masih dirawat intensif di ruang perawatan pascaoperasi. Meski harus hidup dengan satu kaki, nyawa bocah 13 tahun itu berhasil diselamatkan berkat keputusan cepat dan ketangguhan tim medis.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa di balik luka dan kehilangan, ada kekuatan luar biasa untuk bertahan hidup. Haikal mungkin kehilangan kaki kirinya, namun semangat hidupnya tetap utuh dan itulah kemenangan sejati. (red/akha)
