SUARASMR.NEWS – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Laila Mufidah, menabuh genderang percepatan pelaksanaan program Dandan Omah, program bedah rumah kebanggaan warga Kota Pahlawan.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mendesak Pemkot Surabaya untuk bergerak cepat memperbaiki ribuan rumah tak layak huni, khususnya yang kondisinya sudah mengancam keselamatan warga.
“Jangan sampai masyarakat harus menunggu berbulan-bulan hanya untuk didata dan diukur! Kalau rumahnya sudah rapuh, bocor, bahkan nyaris roboh, segera perbaiki. Keselamatan warga nomor satu,” tegas Laila, Senin (20/10/2025).
Program Dandan Omah, yang menjadi salah satu ikon kepedulian sosial Kota Surabaya, tahun ini menargetkan 2.069 rumah untuk diperbaiki meningkat signifikan dari tahun lalu yang hanya 1.600 rumah.
Laila menyebut peningkatan itu sebagai kabar baik, namun mengingatkan agar pelaksanaannya tidak tersendat di birokrasi lapangan. Saat musim hujan mulai datang, Laila menyoroti kondisi warga yang rumahnya sudah bertahun-tahun menunggu giliran.
“Warga kita tidak butuh janji, tapi aksi nyata. Kalau atapnya bocor dan dindingnya nyaris runtuh, jangan tunggu hujan pertama datang baru bergerak,” katanya tajam.
Politisi yang dikenal vokal itu juga mengungkap contoh nyata, salah satunya kasus di Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, di mana rumah warga yang masuk daftar Dandan Omah malah ambruk sebelum diperbaiki, membuat penghuni harus mengungsi ke rumah kos.
“Ini alarm keras. Petugas di lapangan seharusnya paling tahu mana yang butuh penanganan darurat. RT, RW, dan LPMK juga jangan diam mereka harus peka terhadap kondisi warganya,” tegasnya lagi.
Laila memastikan DPRD Surabaya akan mengawal ketat jalannya program ini agar tepat sasaran, transparan, dan tidak berlarut-larut.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk memastikan tidak ada pemangkasan anggaran bagi program yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat.
“Kita punya tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan setiap warga Surabaya punya rumah yang layak dan aman. Ini bukan sekadar proyek fisik, tapi wujud penghormatan terhadap martabat manusia,” pungkasnya penuh semangat. (red/akha)





 
											








 
										 
										 
										 
										