Mahalini Bangkit! “KOMA” Jadi Tanda Kebangkitan Emosional Sang Diva Muda

oleh -641 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Penyanyi bersuara emas Mahalini Raharja resmi bersiap mengguncang industri musik Indonesia lewat album keduanya yang bertajuk “Koma”.

Album ini bukan sekadar karya melainkan simbol kebangkitan, luapan emosi, dan catatan perjalanan jiwa seorang Mahalini yang sempat berhenti sejenak dari gemerlap panggung.

banner 719x1003

Nama “Koma” ternyata telah melekat di hatinya sejak tahun 2023. “Koma itu menggambarkan bahwa setiap manusia punya cerita, dan kisah itu tak akan berhenti meski waktu terus berjalan,” ungkap Mahalini penuh makna.

Lebih jauh, Mahalini menegaskan bahwa “Koma” adalah lambang semangatnya yang tak pernah padam.

“Aku akan terus berkarya, terus ‘berkoma’, karena aku ingin musikku hidup selamanya,” ujar pelantun “Sisa Rasa” itu dalam keterangannya dikutip suarasmr.news, Minggu (12/10/2025)

Proses kreatif album ini memakan waktu dua bulan penuh energi dan refleksi, menghasilkan sepuluh lagu yang memotret fase hidup, cinta, kehilangan, dan kekuatan perempuan.

Tiga lagu sudah lebih dulu dirilis, sementara tujuh lainnya disiapkan sebagai kejutan besar bagi para penggemar.

banner 484x341

Daftar lagu dalam “Koma” antara lain: Mati-Matian, Mencintaimu, Sampai Menutup Mata, Rindu Ku Rindu, Bermimpi, Batasi Rasa, Hadirmu Doaku, Kemarilah Tenang, Ingat-Ingat Lagi dan Biar Begini.

Menariknya, beberapa lagu terinspirasi dari perannya sebagai ibu, bahkan ada satu lagu yang ia persembahkan khusus untuk mendiang ibunya menjadi bentuk doa, cinta, dan rindu yang abadi.

Keputusan Mahalini untuk kembali ke dunia musik bukanlah langkah spontan. Ia telah merancang “comeback” ini dengan hati-hati, menunggu waktu tepat untuk meninggalkan sejenak sang buah hati tercinta, Zairee Selina Quinlyn Kareema Febian.

Setelah kesuksesan album Fábula (2023), “Koma” menjadi babak baru perjalanan musikal Mahalini lebih matang, lebih jujur, dan lebih menyentuh.

Melalui karya ini, ia ingin mengingatkan bahwa setiap jeda bukanlah akhir, melainkan tanda kehidupan yang terus berlanjut.

“Koma bukan titik. Ia adalah napas. Dan aku akan terus bernyanyi di dalamnya,” tutup Mahalini dengan senyum penuh arti. (red/niluh)

banner 336x280
Baca Juga :  Debby Lufiasita: Dari Melodi Menuju Kata, Menjelajahi Jiwa dalam Buku Puisi Perdana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *