SUARASMR.NEWS – Pulau Bali, yang dikenal juga sebagai Pulau Dewata dengan keindahan alam dan budayanya, menghadapi tantangan unik, konsentrasi wisatawan yang berlebihan ada di Bali Selatan.
Namun bukan overtourism (kelebihan wisatawan), melainkan over concentrate (konsentrasi berlebihan), dan hal tersebut yang menjadi fokus perhatian Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali.
Kepala Dispar Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, kondisi ini menyebabkan kepadatan di wilayah selatan, mulai dari kemacetan lalu lintas hingga alih fungsi lahan yang signifikan.
“Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah mengusulkan moratorium pembangunan hotel di Bali Selatan dan merancang strategi baru,” kata Tjok Pemayun dalam diskusinya bersama Kementerian Pariwisata, di Denpasar, Kamis (26/12/2024).
Strategi tersebut berfokus pada pengembangan pariwisata di Bali Utara, Timur, dan Barat. Dengan menawarkan rangkaian pola perjalanan wisata baru kepada agen perjalanan, diharapkan wisatawan dapat lebih tersebar dan menikmati keindahan Bali yang lebih luas.
“Konsentrasi segala sesuatu ada di Bali Selatan, dilihat dari kegiatan usaha yang ada di Bali Selatan, kendaraan yang macet, termasuk bagaimana pembangunan masif. Bali itu kan tidak hanya di Selatan, tapi ada Bali Timur, Utara, dan Barat,” papar Tjok Pemayun.
Aksesibilitas menjadi kunci keberhasilan rencana ini. Pemerintah berupaya meningkatkan akses ke destinasi di luar Bali Selatan, sehingga wisatawan dapat dengan mudah mencapai objek wisata budaya dan alam yang tersebar di seluruh pulau.
Meskipun hiburan malam di Bali Selatan menjadi daya tarik, Dispar Bali menekankan bahwa daya tarik utama Bali tetaplah budaya dan keindahan alamnya yang juga terdapat di wilayah lain. Dengan pengembangan infrastruktur dan promosi yang tepat, diharapkan wisatawan dapat merasakan kekayaan budaya dan alam Bali secara lebih merata.
“Sama seperti kita yang berwisata pasti masih tertarik dengan akses yang lebih mudah, Bali Selatan mudah ke bandara, hotel, pusat kuliner ada, ada beberapa daya tarik juga, mudah-mudahan ke depannya kita bisa ke Bali Utara, Timur, dan Barat, di tiga B itu sudah mulai kami buatkan (kemudahan akses, Red),” kata dia pula.
Ia menjelaskan pola perjalanan wisata dan persiapan segala akses untuk menyebarkan wisatawan, agar tidak bertumpu di Bali Selatan memuat daftar urutan destinasi dan titik-titik usaha perekonomian warga.
Apabila wisatawan mengikuti strategi pemerintah daerah ini, maka untuk mengeksplorasi Bali di luar Kabupaten Badung dan Denpasar yang terpadat saat ini, akan membutuhkan waktu 5 hari, sehingga memperpanjang masa liburan mereka di Pulau Dewata tanpa terkonsentrasi di selatan.
Inisiatif ini menjanjikan masa depan pariwisata Bali yang lebih berkelanjutan dan seimbang, memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang lebih luas bagi masyarakat Bali. Harapannya, Bali dapat tetap menjadi destinasi impian dunia, namun dengan pemanfaatan sumber daya yang lebih bijak. (red/niluh)