Penguatan Pemahaman Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana Melalui Kuliah Tamu di UMS

oleh -521 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan salah satu konsep penting dalam kurikulum pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi berbagai jenis bencana.

Untuk memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap konsep dan praktik PRB, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mengadakan kegiatan kuliah tamu pada tanggal 5 dan 12 Juni 2025 lalu.

banner 719x1003

Acara diikuti oleh seluruh mahasiswa yang menempuh mata kuliah PRB dan praktikum terkait. Kegiatan ini menghadirkan Mariana Pardede M.Sc., seorang Fasilitator Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Mariana Pardede memiliki pengalaman luas dalam mendampingi berbagai sekolah dan satuan pendidikan dalam penerapan prinsip-prinsip ketangguhan terhadap bencana. Dalam pemaparannya, membawakan materi bertajuk “Kajian Risiko Berbasis Partisipatif untuk Satuan Pendidikan”.

Koordinator mata kuliah, Dr. Puspita Indra Wardhani, M.Si., menyampaikan bahwa kehadiran fasilitator nasional ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran kontekstual dan berbasis pengalaman lapangan.

“Kami berharap mahasiswa tidak hanya memahami konsep PRB secara teoritis, tetapi juga mampu melihat realita pelaksanaannya di lapangan, termasuk tantangan dalam mengutamakan prinsip SPAB di berbagai satuan pendidikan,” ujar Dr. Puspita, Senin (16/6/2025).

Selama sesi perkuliahan, mahasiswa antusias mengikuti pemaparan yang dilengkapi dengan berbagai studi kasus, video dokumenter, dan simulasi ringan terkait asesmen risiko di lingkungan sekolah.

banner 484x341

Tidak hanya itu, mahasiswa juga berdiskusi aktif mengenai peran guru geografi dalam mendorong budaya sadar bencana serta menyusun rencana kontinjensi berbasis kurikulum.

Dalam sesi penutupan, salah satu dosen pengampu mata kuliah, Siti Hadiyati Nur Hafida, S.Pd., M.Sc., Ph.D., menekankan pentingnya integrasi PRB dalam proses pembelajaran lintas mata pelajaran.

Baca Juga :  Tantangan Gen Z Agar Tetap Memiliki Karakter dan Memegang Teguh Prinsip Islam

Menurutnya, integrasi PRB dalam pembelajaran lintas mata pelajaran sangat penting untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memahami konsep bencana, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

“Mahasiswa sebagai calon pendidik harus menjadi agen perubahan yang mampu membangun kesadaran risiko sejak dini di lingkungan sekolah dan masyarakat. SPAB bukan sekadar program, tetapi gerakan budaya aman bencana yang harus ditanamkan secara berkelanjutan,” tegasnya.

Dengan terlaksananya kuliah tamu ini, diharapkan mahasiswa semakin memiliki perspektif yang komprehensif, kritis, dan aplikatif dalam merencanakan serta melaksanakan pendidikan pengurangan risiko bencana.

Yaitu baik dalam bentuk kurikulum formal maupun kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat menjadi individu yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai jenis bencana. (red/adb)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *