SUARASMR.NEWS – Di era digital yang semakin maju, media sosial (medsos) menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak dan remaja.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menekankan pentingnya bagi orang tua untuk memahami cara anak berkomunikasi di medsos. Ini bukan hanya tantangan teknis, tetapi juga memerlukan pendekatan empatik dan kasih sayang.
Isyana Bagoes Oka mengapresiasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas), ini merupakan langkah maju yang.
“Kami tentu mendukung peraturan yang sudah dikeluarkan. Kita akan coba gali lagi untuk diterapkan di kementerian kami, termasuk bagaimana orang tua juga harus mengetahui cara berkomunikasi anak di media sosial. Itu tidak mudah karena anak akan punya 1.001 cara untuk menjadi selangkah lebih di depan lagi,” katanya, Senin (23/6/2025).
Peraturan ini bertujuan untuk melindungi anak di ranah digital, termasuk medsos. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa penerapannya tidak mudah karena anak-anak memiliki beragam cara untuk menjadi lebih maju.
Orang tua perlu menjadi pembelajar sepanjang hayat atau “lifelong learner” dan terus memperbarui pengetahuannya. Ilmu pengasuhan yang diterapkan pada anak di masa kini berbeda dengan pengasuhan di masa lalu.
Oleh karena itu, orang tua harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang relevan tidak hanya di kantor tetapi juga mengenai dunia anak-anak atau remaja. Jika tidak, gawai dan teknologi akan terus melaju lebih jauh tanpa mereka.
Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menegaskan bahwa agar orang tua dapat berkomunikasi dengan lebih baik lagi dengan anak-anak remaja, maka perlu memberikan pendekatan yang lebih menekankan pada empati dan kasih sayang.
Pendekatan ini akan membantu memahami pola asuh mana yang tepat untuk anak atau remaja. Dengan demikian, orang tua dapat lebih efektif dalam membimbing dan melindungi anak-anak mereka di dunia digital.
Menurutnya, setiap keluarga tentu berbeda-beda, setiap anak, setiap remaja, berbeda-beda, dan yang paling tahu adalah orang tuanya, bagaimana seharusnya cara memberikan pendekatan yang lebih baik.
“Jika orang tua misalnya tidak memiliki kemampuan itu, maka akan ada langkah-langkah yang perlu dilakukan, misalnya datang mencari bantuan profesional,” ungkapnya.
Kemendukbangga/BKKBN juga telah menerbitkan modul “1.001 Cinta dan Drama, Dinamika Relasi Orang Tua dan Remaja”, yang di dalamnya berisi berbagai pola pengasuhan yang dapat menjadi rujukan bagi orang tua maupun remaja untuk berkomunikasi lebih baik untuk mewujudkan keluarga yang lebih berkualitas.
Pemahaman dan adaptasi terhadap cara anak berkomunikasi di media sosial adalah hal yang penting bagi orang tua. Dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memberikan pendekatan yang penuh empati, orang tua dapat menjaga hubungan yang baik dan mendidik anak-anak mereka secara efektif di era digital ini. (red/nil)