Psikiater: Trauma Bisa Menular Tapi Pemulihan Juga Bisa Ditularkan

oleh -632 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Trauma tidak hanya berdampak pada individu yang mengalaminya secara langsung, tetapi juga bisa “menular” kepada orang-orang terdekat.

Hal ini dikenal dengan istilah secondary trauma atau trauma sekunder, demikian disampaikan oleh dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, psikiater lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dalam peluncuran bukunya “Pulih dari Trauma” di Gramedia Jalma, Jakarta, Minggu (13/7/2025).

banner 719x1003

“Misalnya saya mendengar ibu saya mengalami sesuatu yang traumatis, atau teman dekat saya menceritakan pengalaman traumanya secara berulang, maka kedekatan emosional itu bisa membuat saya ikut merasakan sakitnya,” jelas Jiemi.

Trauma sekunder adalah bentuk tekanan psikologis yang timbul karena sering mendengar kisah trauma orang lain, terutama dari orang yang memiliki hubungan dekat secara emosional.

Dalam konteks profesional, trauma sekunder juga sering dialami oleh pekerja seperti polisi, tenaga medis, hingga psikiater yang harus menyimak cerita-cerita traumatis dari pasien secara intens.

Menurut Jiemi, manusia secara alami memiliki empati yang memungkinkan mereka turut merasakan penderitaan orang lain.

Namun, ketika narasi traumatis diceritakan berulang-ulang, otak bisa membentuk memori seolah pengalaman itu adalah milik sendiri, hingga menimbulkan efek trauma yang nyata.

banner 484x341

“Bukan berarti kita tidak boleh bercerita. Justru sebaliknya, jika trauma bisa ditularkan, maka pemulihan juga bisa ditularkan. Kekuatan, kasih sayang, dan welas asih juga bisa menular. Jadi tidak perlu takut untuk berbagi cerita,” ujarnya.

Untuk mencegah dampak trauma yang semakin dalam, baik bagi penyintas maupun pendengar, Jiemi menyarankan adanya narasi ulang yang berlawanan dengan memori traumatis.

Misalnya dengan afirmasi positif bahwa ancaman sudah berlalu atau tidak ada lagi, sehingga memori yang menyakitkan bisa digantikan oleh kenangan yang menenangkan.

Ia menekankan, bila seseorang merasa tidak mampu menghadapi trauma seorang diri, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga profesional agar mendapat penanganan yang tepat. (red/ria)

banner 336x280
Baca Juga :  Mitos Atau Fakta Daging Kambing Memicu Tekanan Darah Tinggi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *