Psikolog UI Ingatkan Ancaman Dunia Maya: Orangtua Wajib Bekali Anak dengan Perisai Literasi Digital

oleh
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Di tengah derasnya arus dunia maya yang kian tak mengenal batas, Psikolog Klinis Phoebe Ramadina, M.Psi., menegaskan bahwa orangtua saat ini tidak lagi cukup hanya memberi gawai mereka harus membekali anak dengan “perisai” literasi digital agar selamat menjelajahi ruang digital.

“Orangtua dapat membekali anak dan perempuan dengan pemahaman tentang batasan pribadi, etika berkomunikasi, serta cara mengenali tanda-tanda perilaku berbahaya seperti grooming, cyberbullying, atau eksploitasi,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

banner 719x1003

Lulusan Universitas Indonesia itu menekankan bahwa literasi digital bukan hanya soal kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan untuk berempati, memahami etika, dan menghargai perbedaan agar anak tidak justru menjadi pelaku kekerasan digital.

Phoebe memberikan contoh konkret: orangtua harus mengajari anak untuk tidak asal berkomentar negatif, tidak menyebarkan foto orang lain tanpa izin, dan tidak terlibat dalam perundungan di media sosial.

Selain pendidikan etika, pengawasan orangtua juga memegang peran penting. “Penting untuk memastikan penggunaan perangkat digital dapat dikontrol, mulai dari pengaturan privasi, parental control sesuai usia, hingga diskusi terbuka tentang risiko online tanpa menghakimi,” tegasnya.

Phoebe juga menyoroti peran besar platform digital dalam membangun ruang aman bagi perempuan dan anak. Fitur pelaporan, moderasi konten, hingga edukasi keamanan harus diperkuat agar kasus kekerasan dapat dicegah maupun ditangani dengan cepat.

Menurutnya, masih banyak perempuan korban kekerasan yang memilih bungkam karena takut ancaman pelaku, ketergantungan ekonomi, rasa malu, minim dukungan sosial, atau rendahnya kepercayaan terhadap sistem hukum.

banner 484x341

“Begitu pula anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Banyak di antara mereka tidak melapor karena takut, tidak tahu prosedurnya, atau tidak memahami mekanisme pengaduan,” jelasnya.

Dalam situasi seperti ini, platform digital dapat menjadi “penjembatan” ruang aman, tempat perempuan dan anak dapat bercerita tanpa rasa takut, serta mengakses bantuan yang mereka butuhkan.

Baca Juga :  Waspada! Kenali Ciri-Ciri Jamur Beracun di Musim Hujan

Phoebe menegaskan bahwa ketika ruang aman dan fasilitas pelaporan mudah diakses, peluang bagi korban untuk berani melapor dan mencari pertolongan akan semakin besar. (red/hil)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *