Saiful Huda Ems: Tragisnya Nasib “Penyerang” PDIP: Noel

oleh -629 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS- Beberapa hari lalu saya sempat bercanda lewat WhatsApp dengan seorang teman lama yang kini menjabat Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer yang akrab disapa Noel. Saya menulis kepadanya,

“Sejak jadi pejabat kok jadi sombong dan pelit, sih?” Pesan itu tak pernah ia balas. Dalam hati saya bergumam, “Ah, biasanya teman yang begini tidak lama lagi akan masuk bui.”

banner 719x1003

Tak disangka, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, pada Rabu malam (20/8/2025), Noel benar-benar terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berbagai media ramai memberitakan kabar ini, bahkan menuliskan KPK menyita puluhan kendaraan mewah terkait kasusnya.

Dari Aktivis ke Pejabat Jalan Berliku: Saya masih ingat, dahulu Noel kerap menuai kontroversi. Ia pernah membela Munarman di kala banyak relawan Jokowi menyerangnya.

Meski saya pribadi berbeda pandangan dengan Munarman, saya menghargai Noel karena konsisten dengan argumennya. Namun, konsistensi itu ternyata tidak bertahan lama.

Noel mulai terlihat plin-plan. Pernah mendukung Ganjar Pranowo, lalu tiba-tiba berbalik mendukung Prabowo-Gibran. Bahkan sebelum kabinet terbentuk, Noel sempat menelpon saya, mengajak melawan Prabowo bila dirinya tidak diberi posisi menteri atau wakil menteri. Saat itu saya jawab tegas:

“Saya tidak punya keinginan jadi Menteri, Wamen, apalagi Komisaris. Saya lebih memilih fokus menyuarakan suara rakyat kecil.” Tak lama setelah percakapan itu, justru tersiar kabar Noel dilantik menjadi Wamenaker.

banner 484x341

Karakter seperti inilah yang membuatnya kerap disebut oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebagai “isuk kedelai sore tempe” ibarat orang yang mudah berubah-ubah sikapnya.

Dari Penyerang PDIP ke Tersangka KPK: Ironisnya, Noel yang dulu begitu keras menyerang PDIP dan Hasto, kini justru harus menghadapi kenyataan pahit. Ia pernah menuding PDIP bermental emosional, bahkan menyebut sikap partai itu bak “preman jalanan.” Ia juga menuding Hasto terlibat kasus Harun Masiku yang kemudian tak terbukti di pengadilan.

Baca Juga :  Fenomena Pemilu, Pilkada di Masyarakat Pedesaan

Kini keadaan berbalik. Hasto justru bebas lewat amnesti Presiden Prabowo, sementara Noel menunggu giliran ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Apa yang dulu ia tuduhkan kepada lawan politiknya kini menghantam dirinya sendiri.

Tragis Akhir Seorang Aktivis: Perjalanan Noel memang penuh drama. Dari aktivis mahasiswa ’98, menjadi relawan Jokowi, lalu berbalik arah ke Prabowo, hingga akhirnya menjabat Wamenaker. Sayangnya, semua itu ternoda oleh keserakahan.

Jika benar terbukti bersalah, Noel bukan akan dicatat sebagai tahanan politik seperti yang pernah dialami Hasto Kristiyanto, melainkan sebagai tahanan koruptor. Namanya akan tercatat di lembaran sejarah sebagai mantan aktivis yang gagal menjaga integritas, jatuh karena nafsu dan korupsi. Tragis sekali, bukan? (red/SHE)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *