SUARASMR.NEWS – Berkembangnya teknologi dan mudahnya akses internet, membuat arus informasi semakin mudah didapat. Kemajuan sekarang ini juga menjadi tantangan, terutama bagi generasi Z (gen Z atau generasi yang lahir 1997-2012) agar memiliki karakter dan memegang teguh prinsip Islam.
Dilansir dari KBRN, Ustazah Dr Nanik Nurhayati M.Pd mengatakan, gen Z ini lahir dimana teknologi sudah canggih. “Dan di era sekarang ini, era digital, menawarkan pada manusia semua bisa diakses. Dari teknologi ini maka harus bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujar dia saat menjadi narasumber Mutiara Pagi Pro 1 RRI Madiun pada Senin (9/12/2024) lalu.
Jelas Nanik, apa yang dilihat dan didengar gen Z ini akan menjadi warna hidup mereka. “Karena itu jangan sampai warna dalam hidup itu, tanpa didasari Al-Qur’an dan Hadist,” ujar dia. Menurut Nanik, saat ini tidak sedikit remaja yang mengalami krisis karakter, karena mereka jauh dari norma agama.
Sehingga perlunya mengembalikan mereka ke pemerintahan Allah. “Karena mereka adalah agen perubahan , mereka agen perubahan di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Karena itu butuh generasi yang sehat, berpikir positif, dan punya potensi yang bagus. Jangan sampai rusak karena karakter buruk,” ucap dia.
Dan untuk membentuk karakter itu, yang islami, perlu adanya penerapan trilogi pendidikan, diantaranya;
1. Dalam Keluarga: Pengaruh dari luar itu pengontrolnya keluarga. “Bagaimana orang tua membimbing, membentengi anak agar tidak mempengaruhi pergaulan bebas,” ucap Nanik. Tanggung jawab keluarga, jelas dia, bagaimana orang tua harus menanamkan dasar, diantaranya;
I. Tarbiyatul Akidah: Tarbiyatul akidah atau pendidikan akidah harus ditanamkan pada anak. “Menanamkan kayakinan pada Allah, malaikat Allah, kitab Allah, Rasulullah, hari akhir serta ketentuan dan takdir Allah,” ujar dia.
Menurut Nanik, pondasi pertama adalah akidah. “Insyaallah kalau remaja kita didasari iman yang kuat Insyaallah perilaku mereka akan didasarkan pada aturan agama,” ujar dia.
II. Tarbiyat Ibadah: Nanik mengatakan, tarbiyatul ibadah atau pendidikan ibadah ini, bagaimana pendidikan ibadah bisa mewarnai kehidupannya. “Mereka bisa sahadat, salat, membayar zakat, puasa, kalau sudah mampu bisa haji,” ujar dia.
Kalau sudah tarbiyatul ibadah, jelas Nanik, ibadahnya bagus, Insyaallah perilakunya bagus. “Apalagi salatnya bagus, karena salat mampu mencegah perbuatan keji dan munkar. Mereka akan dijaga,” ucap dia.
III. Tarbiyatul Akhlak: Tarbiyatul akhlak atau pendidikan akhlak ini, bagaimana akhlak mereka pada Allah, pada Rasulullah, orang tua dan sesama manusia. “Maka dicontohkan oleh Rasulullah, bagaimana jika kita bisa berucap dan berperilaku,” ujar dia.
Dalam contoh Rasulullah, seperti hayyin (orang yang tenang dan tenang), layyin (lemah lembut), qarib (dekat dan mendekatkan), sahl (sederhana). “Lalu bijaksana, dan bagaimana kita dengan sesama manusia bisa silaturahim,” ucap dia.
IV. Tarbiyatul Jasadiyah; Jelas Nanik, tarbiyatul jasadiyah ini membangun generasi kita, generasi yang kuat, tahan banting, generasi tidak mudah mengeluh dan putus asa. “Karena itu kita bangun tarbiyatul jasadiyah. Mental harus dibangun,” ucap dia.
Jika gen z tidak dibangun menjadi generasi yang kuat maka akan menjadi generasi stroberi. “Mereka enak dipandang, tapi lemah, lembek, dan mudah putus asa. Karena itu jangan sampai karakter buruk mewarnai generasi sekarang,” ucap dia.
V. Tarbiyatul Fikriyah:Tarbiyatul fikriyah ini, bagaimana membangun pola pikir yang bagus. “Anak-anak memiliki akal, harus dimanfaatkan dengan baik. Jangan sampai gambaran buruk, suudzon pada siapa saja, kalau itu muncul akan muncul sifat iri, dengki, takabur dan profokasi,” ucap Nanik.
2. Lembaga Pendidikan: Trialogi pendidikan yang kedua adalah lembaga pendidikan. “Lembaga pendidikan ini kunci membangun intelektual manusia (IQ), keceradasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual, dan membangun kecerdasan sosial,” ucap Nanik.
Jelas dia, guru membangun intelektual dengan membangun pola pikir yang bagus. kecerdasan Membangun emosional dengan mengajarkan disiplin, sabar, tawaduk, ramah, dan memiliki akhlak yang baik.
“Lalu membangun spiritual. Kalau intelektual bagus, spiritual juga harus bagus, karena orang pinter tanpa agama yang bagus akan tersesat,” ujar Nanik. Kemudian, membangun kecerdasan sosial dengan menjadi orang yang peduli pada orang lain.
3. Lingkungan Masyarakat: Trilogi pendidikan yang ketiga, adalah lingkungan masyarakat. “Ini sangat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter anak-anak. Orang tua harus tahu dimana anak nongkrong, bersama siapa teman,” ucap dia.
Menurut Nanik, jika anak nongkrong di masjid, otomatis warna anak itu warna religi. “Suka mengaji, zikir, suka ibadah, berakhlakul karimah (sifat mulia, terpuji, atau sikap baik yang sesuai dengan ajaran Islam)
Maka itulah pendidikan karakter anak generasi saat ini di era digital. “Karena perkembangan digital tidak bisa dipungkiri. Semua bisa mengakses, melihat, dan mendengar. Tergantung kontrol, akidah keimanan seseorang yang bisa membentengi dan memberikan pemahaman baik dan buruk,” ujar Nanik. (red/akha)