SUARASMR.NEWS – Rezeki memang menjadi anugerah dari Allah SWT bagi setiap hamba-Nya, tanpa terkecuali. Namun, tidak semua rezeki membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Abdul Azis S.Ag dikutip suarasmr.news dalam program Cahyaning Ati di Pro 4 RRI Malang, Rabu pagi (30/7/2025).
“Rezeki adalah nikmat dari Allah SWT. Tapi tak semua rezeki membuat hidup jadi tenteram. Kadang, harta melimpah justru membawa kegelisahan, keretakan rumah tangga, dan masalah yang tak berkesudahan. Inilah yang disebut dengan rezeki yang tidak berkah,” ungkap Ustadz Abdul Azis.
Ia menjelaskan bahwa Allah telah menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 6. Namun keberkahan tidak ditentukan oleh jumlah, melainkan oleh manfaat dan ketenangan yang menyertainya.
“Rezeki yang berkah bukan sekadar banyak, tapi membawa kebaikan dalam hidup, menambah rasa syukur, mendekatkan diri kepada Allah, dan mempererat hubungan sosial,” jelasnya.
Sebaliknya, rezeki yang tidak berkah justru bisa menjauhkan dari nilai-nilai agama dan ketenangan hidup. Ia menyebutkan sejumlah ciri-ciri rezeki yang tidak berkah, antara lain:
- Cepat habis tanpa bekas yang bermanfaat.
- Membawa penyakit, baik secara fisik maupun mental.
- Mengundang musibah atau masalah yang tak kunjung reda.
- Menghilangkan ketenangan hati, meski harta berlimpah.
- Menjauhkan dari ketaatan, membuat malas beribadah dan makin jauh dari Allah.
Lebih lanjut, ia juga membeberkan penyebab utama rezeki tidak berkah, yang patut diwaspadai umat Muslim:
- Diperoleh dengan cara tidak halal, seperti riba, penipuan, atau korupsi.
- Enggan menunaikan zakat, sehingga harta tak dibersihkan.
- Tidak berbagi melalui sedekah, membuat harta menjadi ‘kering’ dari nilai sosial.
- Memanfaatkan orang lain tanpa usaha sendiri, seperti memeras atau bergantung sepenuhnya kepada belas kasihan orang lain.
- Gaya hidup berlebihan dan boros dalam membelanjakan harta.
- Menimbun harta tanpa memanfaatkannya untuk kebaikan.
- Tidak memandang harta sebagai amanah, melainkan sebagai milik mutlak yang disalahgunakan.
Di akhir sesi, Ustadz Abdul Azis mengajak pendengar untuk lebih mawas diri dalam mencari, mengelola, dan memaknai rezeki.
“Rezeki yang berkah membawa kita semakin dekat kepada Allah, menumbuhkan rasa syukur, dan memudahkan kita berbagi kebaikan kepada sesama. Jangan sampai harta yang dimiliki justru menjauhkan kita dari rahmat-Nya,” pungkasnya. (red/akha)