SUARASMR.NEWS – Di tengah derasnya arus informasi dan maraknya disinformasi di media sosial, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa disiplin verifikasi adalah pembeda utama antara jurnalisme profesional dan konten media sosial.
Hal tersebut disampaikan Wamenkomdigi Nezar Patria dalam acara Radar Surabaya Awards 2025, di Vasa Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/07/2025) lalu.
“Disiplin verifikasi adalah garis batas antara informasi amatir dan profesional,” tegas Nezar dikutip suarasmr.news dari laman Komdigi.go.id. Minggu (3/8/2025).
Nezar Patria juga menjelaskan,bahwa jurnalis profesional selalu memeriksa fakta dan mengonfirmasi ke sumber resmi sebelum menyiarkan berita.
Media arus utama pun memiliki mekanisme koreksi dan tanggung jawab etik yang dijamin oleh Undang-Undang Pers sesuatu yang tidak dimiliki oleh sebagian besar konten kreator di media sosial.
“Informasi yang dihasilkan media arus utama telah melalui proses gatekeeping, sehingga informasi yang sampai ke publik memiliki kualitas,” jelasnya.
“Bahkan jika ada kekeliruan, ada aturan koreksi agar masyarakat tetap mendapatkan informasi yang benar,” sambung Nezar Patria.
Menurutnya, keberadaan media profesional adalah benteng terakhir agar masyarakat tidak terombang-ambing di tengah arus informasi simpang siur yang beredar di platform digital.
“Kehadiran media mainstream sangat penting di tengah lalu lintas media sosial, di mana semua orang bisa memproduksi informasi,” tandasnya.
Acara penghargaan ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Direktur Utama PT Jawa Pos Koran Leak Kustiyo, serta Direktur PT Radar Media Surabaya Lilik Widyantoro. (red/ akha)













