SUARASMR.NEWS – Polemik mengenai keberadaan Sound Horeg di Kabupaten Blitar kembali mencuat. Kali ini, seorang warga bernama Mahsus Zaenal Arif menyampaikan kritik dan harapannya kepada Bupati Blitar, Riyanto, melalui sebuah surat terbuka yang beredar di kalangan masyarakat dan media sosial.
Dalam suratnya, Mahsus menyatakan apresiasi terhadap niat baik Pemkab Blitar dalam mendukung perputaran ekonomi melalui festival Sound Horeg.
Ia memahami bahwa kegiatan ini diklaim Bupati Riyanto membawa dampak positif bagi UMKM dan sektor parkir. Namun, ia juga mengingatkan adanya sisi gelap yang sering terlupakan.
“Coba panjenengan nonton, Pak, ketika ada karnaval Sound Horeg di masyarakat. Banyak kaca, genteng, dan plafon yang runtuh. Belum lagi dampaknya bagi anak-anak kecil, orang sakit, dan lansia,” tulis Mahsus dikutip suarasmr.news, Selasa (29/7/2025).
Ia menyoroti bahwa seolah-olah hanya Sound Horeg yang dianggap mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Padahal, menurutnya, Pemkab memiliki potensi besar untuk mendorong berbagai kegiatan lain yang tidak menimbulkan keresahan warga.
Mahsus menyebut Festival Langen Beksan sebagai contoh kegiatan yang membanggakan dan memiliki nilai budaya tinggi. Ia pun mengusulkan agar Pemkab Blitar lebih aktif menciptakan festival-festival alternatif, seperti:
- Festival Jaranan
- Festival Wayang Kulit
- Festival Pencak Dor
- Festival MTQ
- Festival Hadrah
- Festival Musik di kawasan wisata dengan menghadirkan artis nasional
Selain mengkritisi, Mahsus juga memberikan solusi. Ia menyarankan agar festival Sound Horeg tetap digelar, namun dengan catatan:
- Harus dilaksanakan di tanah lapang yang jauh dari permukiman
- Diawasi secara ketat oleh pihak berwenang
- Idealnya, Bupati sendiri turut menjadi bagian dari tim pengawasan
Surat terbuka ini menggambarkan keresahan sebagian masyarakat Blitar atas maraknya kegiatan Sound Horeg yang dinilai kurang ramah lingkungan dan sosial.
Sekaligus, surat ini menjadi ajakan agar pemerintah lebih mengedepankan keberagaman kegiatan publik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyehatkan nilai budaya dan spiritual masyarakat. (red/akha)