SUARASMR.NEWS – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama bagi anak-anak. Dokter Spesialis Anak Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Venty, Sp.A, CIMI, menegaskan pentingnya peran orang tua dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit yang disebabkan virus dengue ini.
“DBD pada anak sering berkembang cepat. Deteksi dini dan pemberian cairan yang cukup bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi berat,” ujar dr. Venty, Rabu (17/9/2025).
Virus dengue menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menggigit berulang kali dalam jarak terbang 100–200 meter.
Nyamuk ini kerap bersembunyi di pakaian tergantung, kolong meja, dan berkembang biak di air bersih yang tidak terkelola. Hanya dalam 7–10 hari, telur bisa berubah menjadi nyamuk dewasa siap menularkan virus.
Data menunjukkan 73 persen kasus DBD terjadi pada kelompok usia 5–44 tahun, dengan angka kematian tertinggi pada anak usia 5–14 tahun. “Kondisi itu membuat peran keluarga sangat penting dalam pencegahan sekaligus penanganan dini,” tambahnya.
Langkah awal yang bisa dilakukan di rumah saat anak demam meliputi: Pemberian cairan yang cukup – Kompres air hangat – Obat penurun panas sesuai anjuran – Segera ke fasilitas kesehatan bila muncul tanda bahaya.
Untuk pencegahan, dr. Venty mengimbau masyarakat melakukan Gerakan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air. Menutup wadah air. Mendaur ulang barang bekas:
Ditambah langkah ekstra seperti menabur larvasida, memasang kelambu, dan kawat kasa di jendela. Melibatkan anak dalam menjaga kebersihan rumah juga menjadi edukasi penting sejak dini.
Selain itu, vaksinasi dengue kini direkomendasikan untuk anak mulai usia 4 tahun hingga dewasa 60 tahun. Dengan kesiapsiagaan keluarga dan dukungan vaksinasi, ancaman DBD dapat dicegah sebelum menelan korban.
“Vaksin membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap virus dengue.Kombinasi pencegahan lingkungan, deteksi dini, dan perlindungan medis dapat menekan risiko DBD,” tegas dr. Venty. (red/akha)













