Cak Imin: Pesantren dan Tantangan Modern Perilaku Sosial dan Keselamatan Santri

oleh -729 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Dalam era modern, pesantren sebagai institusi pendidikan Islam tradisional menghadapi tantangan baru yang berkaitan dengan perilaku sosial dan keamanan santri.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menekankan pentingnya pesantren dalam mencegah bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi.

banner 719x1003

Ini adalah tiga isu utama yang dianggap harus diwaspadai dan diatasi oleh pesantren untuk menjaga integritas dan keselamatan lingkungan pendidikan mereka.

“Ini yang harus dijaga. Pesantren harus menghindari tiga dosa yang sedang tumbuh di mana-mana, yakni bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi,” ujar Cak Imin usai menghadiri acara International Conference on The Transformation of Pesantren, di Jakarta, Selasa (24/6/2025) malam.

Cak Imin mengungkapkan bahwa bullying atau perisakan adalah salah satu masalah serius yang terjadi di pesantren. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, atau psikologis yang dilakukan oleh seorang santri terhadap santri lainnya.

Jika dibiarkan, perisakan ini bisa bereskalasi hingga menciptakan suasana yang tidak aman dan mengganggu proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, pesant mengambil langkah tegas untuk mencegah dan menangani kasus-kasus bullying dengan efektif.

Selain bullying, kekerasan seksual juga menjadi perhatian utama yang harus dicegah di pesantren. Kekerasan seksual dapat merusak martabat dan kesejahteraan santri, serta menghambat perkembangan akademis dan emosional mereka.

banner 484x341

Untuk menangani masalah ini, Cak Imin telah membentuk satuan tugas khusus yang dipimpin oleh Hindun Anisah. Satuan tugas ini bertugas untuk menyelidiki dan menindaklanjuti kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di pesantren, serta memberikan perlindungan dan kepada korban.

Intoleransi, atau ketidakmampuan untuk menerima perbedaan, juga merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pesantren. Intoleransi dapat muncul dalam bentuk diskriminasi agama, etnis, atau budaya yang dapat merusak kerukunan dan persatuan di antara santri.

Baca Juga :  Pernyataan Kontroversial Gus Miftah Pelajaran Penting tentang Etika Publik

Cak Imin menegaskan bahwa pesantren harus menjadi tempat yang inklusif dan toleran, di mana setiap santri merasa diterima dan dihargai. Pesantren harus mengajarkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman sebagai bagian dari kurikulum dan kehidupan sehari-hari.

Menjaga pesantren dari tiga tantangan ini—bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi memerlukan komitmen yang kuat dari pihak manajemen pesantren dan partisipasi aktif dari seluruh santri.

Dengan menerapkan kebijakan yang tegas dan mendidik santri tentang pentingnya saling menghormati dan bekerja sama, pesantren dapat terus menjadi tempat yang amanusif untuk belajar dan berkembang.

Tantangan ini bukan hanya milik pesantren, tetapi juga milik seluruh masyarakat yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih aman bagi generasi muda. (red/hil)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *