Pernyataan Kontroversial Gus Miftah Pelajaran Penting tentang Etika Publik

oleh -588 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWSPernyataan kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman atau yang dikenal Gus Miftah, Utusan Khusus Presiden, yang menghina penjual es teh telah memicu perdebatan publik.

Meskipun Gus Miftah telah meminta maaf dan menemui penjual tersebut, peristiwa ini menyoroti pentingnya etika dan tanggung jawab bagi pejabat publik.

banner 719x1003

Budi Djiwandono, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR, yang menyayangkan pernyataan tersebut dan menyerahkan keputusan pencopotan kepada Presiden Prabowo Subianto, menunjukkan adanya proses evaluasi internal.

“Kita menyayangkan kalau ada apa namanya mungkin statement-statement yang tidak baik, tentu itu patut menjadi evaluasi apalagi namanya pemimpin,” kata Budi kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Jabatan publik, apapun levelnya, menuntut perilaku yang mencerminkan kepemimpinan yang baik dan menghormati semua orang, termasuk mereka yang berada di lapisan masyarakat manapun. Budi tak menyikapi soal desakan pencopotan Miftah. Dia menyerahkan hal itu ke Prabowo Subianto.

“Apa pun itu, kita serahkan keputusan-keputusan kalau ada, kita terima sebagai masukan dan kritik dari masyarakat,” kata Budi Djiwandono.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga, khususnya bagi generasi muda. Perilaku yang kurang ajar dan penggunaan kata-kata kasar tidak hanya melukai perasaan individu, tetapi juga merusak citra kepemimpinan dan kepercayaan publik.

banner 484x341

Sebelumnya, viral video Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh. Dia menggunakan kata kasar saat diminta untuk memborong dagangan sang penjual.

Video itu memicu kritik dari publik. Meskipun Gus Miftah telah membuat permintaan maaf dan menemui langsung sang penjual es teh. Akan tetapi, sebagian pihak tetap meminta Gus Miftah mundur dari jabatan utusan khusus presiden.

“Saya Miftah Maulana Habiburrahman menanggapi yang viral hari ini, yang pertama dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya,” ucap Miftah dalam sebuah video yang diunggah ulang Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di TikTok @hasannasbi, Rabu (4/12/2024).

Baca Juga :  Keputusan Pleno Dewan Pers Melarang Penggunaan Kantor dan Uji Kompetensi Wartawan PWI

Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab atas ucapan dan tindakan di era media sosial. Pernyataan yang disampaikan, baik secara langsung maupun melalui media online, dapat memiliki konsekuensi yang luas dan berdampak pada reputasi pribadi maupun institusi.

Oleh karena itu, kehati-hatian dan kesadaran akan dampak ucapan sangatlah penting. Meskipun permintaan maaf Gus Miftah patut diapresiasi, peristiwa ini tetap menjadi pengingat pentingnya menjaga etika dan integritas dalam menjalankan tugas publik.

Diharapkan kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak, dan mendorong terciptanya lingkungan publik yang lebih santun dan saling menghormati. (red/akha)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *