Ustaz Amir Abdullah: Ilmu Tanpa Adab Tak Akan Sampai ke Hati

oleh -534 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, semangat pendidikan kembali bergema di seluruh penjuru negeri, termasuk di lingkungan pondok pesantren.

Di tengah semaraknya semangat para santri baru yang memulai perjalanan intelektual dan spiritualnya, satu hal yang menjadi sorotan utama: bekal apa yang paling penting agar sukses mondok?

banner 719x1003

Dikutip suarasmr.news dari kajian Mutiara Pagi Pro1 RRI Madiun, Selasa 15 Juli 2025, Ustaz Amir Abdullah, M.Pd., menyampaikan tausiyah penuh makna yang menggugah kesadaran para pendengar, khususnya para santri dan orang tua.

“Ilmu adalah cahaya, tapi cahaya itu tidak akan sampai ke hati tanpa adab. Di pondok, kalian tidak hanya belajar isi kitab, tapi juga belajar menghormati guru, hidup berdampingan dengan sesama santri, menjaga lisan, dan mengendalikan perilaku,” tutur Ustaz Amir.

Menurutnya, adab adalah pagar ilmu, penjaga yang memastikan ilmu membawa manfaat dan keberkahan. Ia menegaskan, banyak ulama besar yang dikenal bukan hanya karena kecerdasannya, tetapi karena tingginya adab kepada guru dan ilmu.

“Kesuksesan santri tidak ditentukan dari seberapa banyak ilmu yang sudah dimiliki saat masuk pondok, tapi dari niat yang lurus dan semangat yang terus menyala. Bahkan para ulama salaf juga memulai dari nol,” katanya.

Dalam kajian tersebut, Ustaz Amir menukil kisah para ulama besar seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i, yang menunjukkan penghormatan luar biasa kepada guru mereka. Imam Syafi’i, misalnya, pernah berkata bahwa ia tak berani membuka lembaran kitab di depan gurunya dengan kasar, karena takut kehilangan adab.

banner 484x341

“Lihat bagaimana adab menghasilkan keberkahan luar biasa. Karena siapa yang menjaga adab dan ilmu, maka Allah akan menjaganya pula,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ustaz Amir mengingatkan bahwa perjalanan mondok bukan hanya tentang meninggalkan rumah dan tinggal di asrama, tetapi merupakan perjuangan panjang untuk membentuk pribadi yang bermanfaat bagi umat.

Baca Juga :  AI Center Universitas Brawijaya, Membuka Peluang Masa Depan di Era Kecerdasan Buatan

“Di dalamnya, ada rindu yang harus dikelola, kedisiplinan yang harus dijalani, dan ujian batin yang harus dihadapi. Belajar itu perjuangan. Yang membuat seseorang berhasil bukan semata karena pintar, tapi karena sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah,” ujarnya.

Adab, menurutnya, bukan sekadar etika sosial, melainkan bagian dari maqashid (tujuan) pendidikan Islam. Ia menekankan pentingnya adab kepada guru, sesama santri, dan lingkungan pondok. Tanpa adab, ilmu akan kehilangan cahaya dan arah.

“Banyak orang berilmu, tapi hancur karena tidak punya akhlak. Tapi orang yang menjaga adab, justru diangkat derajatnya oleh Allah. Jangan minta dimudahkan hidupnya, tapi mintalah dikuatkan dalam menghadapi kesulitan,” ucapnya penuh semangat.

Menutup tausiyahnya, Ustaz Amir menegaskan bahwa niat adalah fondasi dari semua amal. Menuntut ilmu harus semata-mata diniatkan karena Allah, bukan demi popularitas, gelar, atau kebanggaan duniawi.

“Kalau niatnya salah, seluruh perjalanan akan kehilangan arah. Tapi jika diniatkan karena Allah, walaupun susah, insya Allah akan diberi kemudahan dan keberkahan,” pungkasnya. (red/akha)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *