SUARASMR.NEWS – Peran ibu dalam ajaran Agama Hindu bukan sekadar pilar rumah tangga, tetapi simbol kemuliaan dan sumber welas asih yang tak terbatas.
Hal itu disampaikan oleh Penyuluh Agama Hindu Kementerian Agama Kota Denpasar, Made Gede Candra Narayama, di acara Surya Puja di Pro 4 RRI Denpasar.
Menurut Candra Narayama, ajaran Weda memuat nilai-nilai luhur yang menempatkan ibu sebagai sosok yang sangat mulia. Ibu yang memberikan kasih sayang tanpa batas.
Ibu tidak hanya dihormati karena perannya sebagai pendidik pertama anak-anak, tetapi juga karena pengorbanannya yang tulus dan tanpa pamrih.
“Seorang ibu itu barometer dalam rumah tangga. Maju mundurnya keluarga sangat ditentukan oleh peran dan fungsinya. Ia adalah arsitek rumah tangga sejati,” tegas Narayama, dikutip suarasmr.news, Sabtu (19/7/2025).
Lebih dari itu, Candra Narayama mengungkapkan bahwa alam semesta sendiri dalam ajaran Hindu disimbolkan sebagai Ibu Pertiwi, sosok yang senantiasa memberi tanpa meminta kembali.
Dalam Weda, Ibu Pertiwi disebut Kamaduk yang artinya pemberi anugerah, pemenuh segala kebutuhan manusia. Ia menegaskan bahwa ajaran Hindu sangat menjunjung tinggi perempuan.
Seorang wanita yang mampu mengendalikan pikiran, ucapan, dan tindakan dengan baik, dalam ajaran Hindu disebut wanita sadwi lambang kekuatan spiritual dan moral dalam keluarga.
“Dimana wanita dihormati, di sanalah keharmonisan akan tercipta. Sebaliknya, jika wanita tidak dihargai, cepat atau lambat akan muncul prahara dalam rumah tangga,” jelasnya.
Candra juga mendorong para wanita Hindu menjadi pribadi mayura stri berjiwa merak, anggun namun kuat, berwibawa sekaligus menjadi penyejuk dalam keluarga.
Dalam pandangannya, ibu adalah peredam segala gejolak, motivator dalam setiap keterpurukan, dan sosok penerima kelebihan maupun kekurangan dalam keluarga.
Ia menutup dengan mengingatkan kembali bahwa seorang ibu memegang peran kunci dalam membentuk karakter anak, melalui keteladanan, kasih sayang, serta nilai-nilai etika yang kelak menjadi fondasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika, sopan santun, hingga perilaku susila pertama kali kita pelajari dari ibu di dalam rumah. Dari sinilah dimulai fondasi untuk pendidikan yang lebih luas di sekolah dan lingkungan sosial.
“Karena sesungguhnya di dalam weda itu sangat kaya dengan berbagai nilai keutamaan atau penghormatan kepada seluruh ibu yang telah memberikan kemuliaan welas asih tanpa batas,” pungkasnya. (red/nil)