Ida Bagus Egi Dananjaya: Menjaga Keseimbangan Spiritual di Era Digital

oleh -753 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Era digitalisasi memberikan kemudahan akses informasi yang luar biasa. Namun, kemudahan ini juga menghadirkan tantangan berupa konten negatif, berita hoaks, dan ujaran kebencian yang dapat merusak pikiran dan hati. Bagi generasi muda Hindu, menjaga keseimbangan spiritual di tengah arus informasi ini sangatlah penting.

Hal tersebut disampaikan Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar, Ida Bagus Egi Dananjaya. Menurutnya Agama Hindu, dengan nilai-nilai luhur yang dimilikinya, menawarkan panduan bijak untuk menghadapi tantangan tersebut.

banner 719x1003

Salah satu kunci utama adalah menjaga pikiran tetap positif. Paparan konten negatif, seperti pornografi, dapat memicu pelepasan dopamin secara berlebihan, mengakibatkan kecanduan dan mengganggu keseimbangan mental spiritual.

“Paparan konten negatif seperti pronografi akan menciptakan zat adiktif yang dihasilkan dari Cheap Dopamine (senyawa pada otak yang menimbulkan perasaan Bahagia). Inilah yang akan mempengaruhi kelenjar pineal yang merupakan salah satu bagian di dalam otak selain mengatur kondisi mental, juga mengatur fungsi Dharma umat,” ujar Dananjaya dikutip suarasmr.news, Minggu (2/2/2025).

Oleh karena itu, selektivitas dalam mengonsumsi konten digital sangatlah krusial. Kita perlu bijak dalam memilih informasi dan menghindari konten yang merugikan.

Selain selektivitas, peningkatan literasi digital juga sangat penting. Dengan kemampuan literasi yang baik, kita dapat membedakan informasi yang benar dari berita hoaks dan ujaran kebencian yang seringkali menjadi pemicu konflik dan perpecahan.

“Kemampuan ini akan membantu kita untuk berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan,” sambung Dananjaya.

banner 484x341

Lebih jauh lagi, Agama Hindu menekankan pentingnya Wiweka Dharma, yaitu kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta memilih jalan yang benar.

Hal ini membutuhkan pengendalian diri (brata) dalam penggunaan teknologi. Kita perlu membatasi penggunaan gadget agar tidak berlebihan dan menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata.

Baca Juga :  Rayakan Malam Natal Istimewa di The Alana Solo, Perjalanan Rasa Yang Tak Terlupakan

“Denggan demikian kita dapat memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa terjerat dampak negatifnya,” tandas Ida Bagus Egi Dananjaya.

Lebih lanjut Dananjaya menegaskan menerapkan ajaran Tat Twam Asi untuk melihat diri sendiri dalam orang lain, merupakan upaya bijak untuk mencegah dampak negatif digitalisasi.

Umat Hindu juga hendaknya lebih meningkatkan toleransi dan menghargai pendapat orang lain, senantiasa “segilik seguluk selunglung sebayantaka, paras paros sarpanaya, saling asah, asih, asuh” agar tidak menyakiti perasaan orang lain di media sosial.

“Dengan berpegang teguh pada ajaran agama Hindu, maka umat Hindu akan dapat menjadikan digitalisasi sebagai alat untuk kebaikan dan membawa manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat luas”, jelas Ida Bagus Egi Dananjaya.

Pada kesimpulannya bahwa meniti era digital dengan bijak membutuhkan kesadaran dan komitmen untuk menjaga keseimbangan spiritual.

Agama Hindu memberikan pedoman yang komprehensif, mengajak kita untuk memilih konten positif, meningkatkan literasi digital, dan mempertajam Wiweka Dharma melalui brata.

“Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan kemajuan teknologi tanpa mengorbankan kedamaian batin dan kesejahteraan spiritual. Semoga kita semua dapat menjadi generasi muda Hindu yang bijak dan berdaya guna di era digital ini,” pungkasnya. (red/niluh)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *