SUARASMR.NEWS – Di era banjir informasi seperti sekarang, tak semua yang kita baca bisa langsung dipercaya. Hoaks semakin merajalela, menyusup ke segala lini kehidupan, dari kesehatan, pendidikan, hingga isu politik menjelang Pilkada 2024 lalu.
Untuk itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jawa Timur mengajak masyarakat agar aktif memanfaatkan “Klinik Hoaks” sebagai ruang klarifikasi informasi yang terpercaya.
Ajakan ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, saat menjadi pembicara dalam acara Silaturahmi Netizen Polda Jatim yang digelar di Kota Batu pada Jumat (25/7/2025) lalu.
“Informasi hoaks ini menyebar luas, terutama menjelang Pilkada. Kita sebagai masyarakat harus cerdas dan tidak mudah terprovokasi,” tegas Sherlita.
Ia menyoroti potensi meningkatnya hoaks menjelang Pilkada serentak 2024 lalu, yang kerap dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan narasi menyesatkan.
Sherlita mengungkapkan bahwa penyebaran hoaks kini semakin masif dan merambah hampir semua sektor kehidupan. Dari pemantauan tim Klinik Hoaks Kominfo Jatim, hingga pertengahan 2025 ditemukan:
- 584 konten hoaks
- 31 disinformasi
- 60 konten fakta yang terverifikasi
Angka ini menjadi alarm serius bahwa literasi digital dan sikap kritis masyarakat harus terus diperkuat. Klinik Hoaks hadir sebagai “tempat berobat” bagi masyarakat digital yang terkena infeksi kabar bohong.
Pilkada yang rawan provokasi dan manipulasi informasi, masyarakat dituntut lebih bijak bermedia sosial. Tidak asal sebar, tidak mudah percaya, dan wajib cek ulang informasi sebelum menyebarkannya.
“Kalau tubuh bisa sakit karena virus, maka masyarakat digital bisa lumpuh karena hoaks. Maka Klinik Hoaks ini seperti rumah sakit bagi nalar kita,” ujar Sherlita.
Jangan biarkan ikut menyebarkan kabar palsu tanpa sadar. Mari gunakan Klinik Hoaks sebagai tameng digital untuk menjaga keluarga, lingkungan, dan bangsa dari efek destruktif informasi palsu.
Sherlita juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan media untuk memerangi hoaks. Ia berharap melalui link klinikhoaks.jatimprov.go.id bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga ruang digital tetap sehat dan informatif.
“Karena di tengah derasnya arus informasi, kritis adalah vaksin, dan klarifikasi adalah obatnya,” pungkasnya. (red/arf)