SUARASMR.NEWS – Suhu panas terasa semakin menyengat di berbagai wilayah Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Surabaya pada Rabu (8/10/2025) tercatat mencapai 24–35 derajat Celsius.
Dan diperkirakan akan terus terasa terik hingga pertengahan Oktober. Fenomena ini berkaitan dengan kulminasi utama atau yang dikenal sebagai “hari tanpa bayangan”, yang akan terjadi di wilayah Jawa Timur pada 10–14 Oktober 2025.
Kulminasi utama merupakan peristiwa ketika matahari berada tepat di atas kepala pengamat (titik zenit), sehingga bayangan benda tegak tampak “menghilang” karena jatuh tepat di bawahnya.
Meski demikian, BMKG Juanda menegaskan bahwa posisi matahari bukan faktor utama meningkatnya suhu udara, melainkan kondisi cuaca dan tutupan awan.
“Posisi matahari memang membuat intensitas penyinaran lebih maksimal, tetapi suhu yang dirasakan sangat dipengaruhi oleh tutupan awan di suatu wilayah,” tulis BMKG Juanda dalam unggahan di akun Instagram resminya, @infobmkgjuanda.
Menurut BMKG, ketika langit cerah tanpa awan, permukaan bumi menerima paparan sinar matahari secara langsung dan penuh, tanpa penghalang sama sekali. Akibatnya, intensitas radiasi dan sinar ultraviolet (UV) meningkat tajam, membuat udara terasa lebih panas dari biasanya.
Fenomena ini bukan hanya membuat cuaca terasa menyengat, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, seperti dehidrasi dan iritasi kulit akibat paparan sinar UV berlebih.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar menghindari paparan langsung sinar matahari pada siang hari, terutama antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.
“Gunakan tabir surya, kenakan pakaian tertutup, dan perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi,” imbau BMKG mengingatkan.
Dengan puncak kulminasi utama yang akan berlangsung beberapa hari ke depan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah terpapar dampak cuaca panas ekstrem yang tengah melanda Jawa Timur. (red/akha)
