SUARASMR.NEWS – Sebuah kisah sederhana antara seorang ayah dan anak di Bali menyimpan makna mendalam tentang toleransi dan fokus dalam kehidupan beragama.
Pertanyaan polos sang anak, “Ayah, kenapa orang Bali tidak pernah terganggu dengan umat agama lain?” mendapat pertanyaan tersebut sang ayah dengan bijak mencoba menjawab denga cara kearifan lokal masyarakat Bali.
Sang ayah lalu menjelaskan, orang Bali tumbuh dengan keyakinan luhur yang ditanamkan turun-temurun. Karena itulah mereka lebih memilih fokus pada kesibukan dan ibadahnya sendiri.
Orang Bali tidak pernah mengusik atau menjelekkan keyakinan orang lain. Hampir setiap rumah di Bali memiliki pura sebagai simbol kedekatan spiritual dengan Tuhan.
Untuk memperkuat nasihatnya, sang ayah memberikan pembuktian sederhana. Ia meminta anaknya membawa segelas air penuh berkeliling pura tanpa menumpahkan setetes pun. Si anak pun menuruti dengan hati-hati hingga air tetap utuh dalam gelas.
Sesampai di rumah, ayahnya kemudian bertanya, “Apakah ada air yang tumpah nak?”
“Tidak, Ayah.” jawab sang anak.
“Apakah kamu sempat melihat ada orang sibuk dengan gadgetnya di pura?”
“Saya tidak tahu, karena hanya fokus pada gelas ini ayah ”
“Apakah kamu mendengar ada orang membicarakan keburukan orang lain?” tanya ayahnya lagi.
“Saya juga tidak dengar, karena konsentrasi menjaga air.” jawab anaknya dengan mimik serius.
Sang ayah tersenyum, lalu memberi pesan penuh makna: Begitulah kehidupan orang Bali, Nak. Jika kita fokus pada tujuan hidup, kita tidak akan punya waktu menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai sibuk menilai kualitas orang lain membuat kita lupa pada kualitas diri sendiri.
Filosofi ini, menurut banyak kalangan, menjadi salah satu alasan kuatnya toleransi di Bali. Warga lebih menekankan pada introspeksi diri dan kualitas hidup, ketimbang mencampuri urusan orang lain.
Pesan moral dari kisah ini jelas, mari belajar dari kearifan masyarakat Bali. Dengan fokus pada ibadah, pekerjaan, dan perbaikan diri, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik sekaligus menjaga kerukunan antarumat beragama. (red/niluh)








 
											








 
										 
										 
										 
										