Pementasan Teater “Imam Al-Bukhari – Soekarno” di Surabaya Menghidupkan Kembali Jejak Sejarah 

oleh -625 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Surabaya, kota yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, juga dikenal sebagai pusat kebudayaan dan sejarah di Indonesia, kini menjadi saksi bisu pementasan tablo teater dan musik yang menggugah hati.

Pementasan bertajuk “Imam Al Bukhari – Soekarno” ini tidak hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga sebuah upaya untuk menghidupkan kembali momen bersejarah saat Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, mengunjungi Uzbekistan pada tahun 1956.

banner 719x1003

Dalam acara yang digelar di Balai Budaya Surabaya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kebanggaannya karena kota ini dipilih sebagai lokasi pertunjukan bertajuk “Imam Al Bukhari – Soekarno”.

Menurutnya, Surabaya memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, terutama terkait dengan perjalanan hidup Soekarno. “Ada satu kebanggaan Kota Surabaya ketika pementasan ini dilakukan di Surabaya,” ujar Eri Cahyadi.

Dia menilai bahwa permintaan Bung Karno untuk berziarah ke makam Imam Al-Bukhari sebagai syarat sebelum menerima undangan resmi dari Uni Soviet, menunjukkan kuatnya spiritualitas dan kedalaman keislaman sang proklamator.

“Maka di situlah Bung Karno saya rasakan bahwa tidak lepas dari Islam yang kuat ketika beliau bisa menyampaikan itu kepada Presiden Uni Soviet,” kata Eri Cahyadi.

Selain itu, Eri Cahyadi menyampaikan apresiasinya kepada tim produksi dan aktor senior Rano Karno atas pemilihan Surabaya sebagai lokasi pertunjukan.

banner 484x341

“Ini mengeksplorasi bahwa Soekarno dan Surabaya tidak bisa dipisahkan. Kekuatan api, semangatnya Bung Karno, api perjuangannya ada di darahnya anak-anak Surabaya,” kata Eri Cahyadi dengan penuh harapan.

Melalui pertunjukan itu, Eri Cahyadi berharap semangat perjuangan Bung Karno dapat diteladani oleh generasi muda di Kota Surabaya yang dijuluki juga Kota sebagai Kota Pahlawan ini.

Sebagai aktor senior sekaligus Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menggarisbawahi kekuatan spiritual Bung Karno dalam meyakini keberadaan makam Imam Al-Bukhari meski secara fisik belum pernah ke Uzbekistan sebelumnya.

Baca Juga :  Menjelang Pilkada 2024 Tulungagung, Penipuan Bergentayangan Mengatas Namakan Tim Paslon 

Pementasan ini bukan hanya sekadar menghibur, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menghargai sejarah dan spiritualitas.

Dengan menghidupkan kembali perjalanan Soekarno, kita diajak untuk lebih mengenal dan mencintai sejarah bangsa, serta menanamkan nilai-nilai luhur yang dibawa oleh para pahlawan kita.

“Saya melihatnya, selama beliau diasingkan di Ende, beliau pasti dimimpikan tempat itu. Ketika menyusun Pancasila, beliau banyak mendapat firasat atau ilmu dari hadits ini (Imam Al-Bukhari), dia menemukan kata-kata ketuhanan yang maha esa, keadilan,” ujar Rano Karno  saat konferensi pers di Hotel Majapahit Surabaya, Jumat (27/6/2025).

Rano Karno menyebut bahwa, pertunjukan teater itu bertujuan memperkenalkan sejarah Bung Karno kepada generasi muda. Sebab, dia menilai selama ini anak-anak muda hanya mengenal Pancasila sebagai teks, bukan sebagai hasil dari perenungan mendalam.

“Bung Karno ini bukan membuat Pancasila. Pancasila sudah ada di Indonesia, tapi, memang beliau yang merangkai, penggalinya itu beliau. Bahkan saat diasingkan di Ende, beliau membuat tim sandiwara untuk mengisi waktu. Dari situ banyak ide kebangsaan muncul,” jelasnya.

Pentas “Imam Al-Bukhari – Sukarno” digagas dan diproduksi oleh Bumi Purnati Indonesia bekerja sama dengan The Drama Theater of Kattakurgan, Uzbekistan.

Pertunjukan itu tak hanya menampilkan elemen teater modern, tetapi, juga memadukan musik klasik, lagu-lagu nasional, musik tradisional Indonesia dan Uzbekistan, serta untaian zikir.

Format pementasan mengusung konsep teater arsip, yang berupaya menghidupkan kembali momen diplomatik penting dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara

Pementasan “Imam Al Bukhari – Soekarno” di Surabaya adalah sebuah langkah nyata dalam menghidupkan kembali sejarah dan semangat perjuangan Soekarno.

Melalui pertunjukan ini, diharapkan generasi muda dapat merasakan dan memahami betapa besar pengorbanan dan semangat yang dimiliki oleh para pendiri bangsa.

Baca Juga :  Penyaluran BLT-DD Memberikan Angin Segar Bagi 30 KPM Desa Gondang

Surabaya, dengan kekayaan sejarahnya, tentunya siap menjadi saksi bisu dari setiap perjalanan sejarah yang ingin dihidupkan kembali.

Diketahui bahwa pada tahun 1956, Presiden Indonesia Soekarno melakukan kunjungan ke Uzbekistan atas undangan dari Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev.

Kunjungan ini bukan sekadar pertemuan diplomatik biasa, ia menjadi simbol kuat dari diplomasi nonblok Indonesia di tengah panasnya Perang Dingin pada saat itu.

Permintaan Soekarno untuk mengunjungi makam Imam Al-Bukhari menjadi syarat sebelum dia menerima undangan tersebut, menunjukkan tetap mempertahankan identitas dan nilai-nilai budayanya meskipun berada dalam tekanan geopolitik.

Kunjungan Soekarno ke Uzbekistan menandai peristiwa penting dalam sejarah hubungan internasional Indonesia. Ini adalah langkah strategis yang menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga kemerdekaannya dan tidak terjebak dalamlok kekuatan yang saling bertentangan.

Selama kunjungan tersebut, Soekarno berdiskusi dengan para pemimpin Soviet dan menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Kunjungan tersebut kemudian dibalas Khrushchev dengan lawatannya ke Indonesia pada 1960. Kini, kerja sama Indonesia-Uzbekistan berlanjut melalui medium seni pertunjukan yang menjadi bahasa diplomasi universal.

Kunjungan ini memperkuat hubungan antara kedua negara dan membuka jalan bagi kerja sama lebih lanjut. Kini, kerja sama Indonesia-Uzbekistan berlanjut melalui medium seni pertunjukan yang menjadi bahasa diplomasi universal.

Pertunjukan seni ini tidak hanya mempererat hubungan budaya, tetapi juga mempromosikan perdamaian dan pemahaman antarbangsa.

Kunjungan Soekarno ke Uzbekistan pada 1956 adalah contoh nyata bagaimana diplomasi nonblok dapat digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan suatu negara di tengah tekanan internasional. (red/akha)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *