Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak

oleh -462 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Pendidikan karakter adalah fondasi penting dalam membangun individu yang berkarakter baik. Di tengah masyarakat modern, peran orang tua sebagai pendidik utama menjadi sangat krusial.

Ni Kadek Mardiasni, seorang penyuluh Agama Hindu dari Kementrian Agama Kota Denpasar, menekankan pentingnya peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama, etika, dan moralitas dalam lingkungan keluarga.

banner 719x1003

Mardiasni mengungkapkan bahwa masa keemasan atau “golden age” adalah fase kritis dalam kehidupan anak, terutama pada usia dini. Pada masa ini, perkembangan fisik dan psikis anak mengalami kemajuan yang signifikan.

Oleh karena itu, perlunya peran aktif dari orang tua dalam memberikan pendidikan dan pola asuh yang terbaik untuk membentuk karakter anak sejak dini.

Parenting, atau pola asuh, adalah proses pembentukan tingkah laku dan karakter bagi anak. Ini bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga kewajiban setiap orang tua.

Melalui pola asuh baik, anak dapat tumbuh dengan baik secara fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual. Orang tua harus menjadi contoh terbaik bagi anak-anak mereka, menunjukkan nilai-nilai positif yang ingin ditanamkan.

Dalam acara Surya Puja di Pro 4 RRI Denpasar, Mardiasni menekankan bahwa orang tua harus aktif terlibat dalam pendidikan anak, memberikan contoh yang jelas, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan.

banner 484x341

Dengan demikian, anak-anak tidak hanya akan mengikuti jejak orang tua mereka, tetapi juga akan membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kesimpulannya, peran orang tua dalam pembentukan karakter anak adalah tanggung jawab yang tidak terpisahkan.

Dengan memberikan pendidikan dan contoh yang baik sejak dini, orang tua dapat memastikan bahwa anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang berkarakter baik dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Baca Juga :  Penobatan Putera Puteri Jawa Tengah 2025 Menjaga tradisi Menginspirasi Generasi

Pendidikan karakter adalah fondasi penting dalam membangun individu yang berkarakter baik. Di tengah masyarakat modern, peran orang tua sebagai pendidik utama menjadi sangat krusial.

Ni Kadek Mardiasni menekankan pentingnya peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama, etika, dan moralitas dalam lingkungan keluarga.

Mardiasni mengungkapkan bahwa masa keemasan atau “golden age” adalah fase kritis dalam kehidupan anak, terutama pada usia dini. Pada masa ini, perkembangan fisik dan psikis anak mengalami kemajuan yang signifikan.

Oleh karena itu, perlunya peran aktif dari orang tua dalam memberikan pendidikan dan pola asuh yang terbaik untuk membentuk karakter anak sejak dini.

Parenting, atau pola asuh, adalah proses pembentukan tingkah laku dan karakter bagi anak. Ini bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga kewajiban setiap orang tua.

Melalui pola asuh baik, anak dapat tumbuh dengan baik secara fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual. Orang tua harus menjadi contoh terbaik bagi anak-anak mereka, menunjukkan nilai-nilai positif yang ingin ditanamkan.

Mardiasni menekankan bahwa orang tua harus aktif terlibat dalam pendidikan anak, memberikan contoh yang jelas, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan.

Pola pendidikan, akan mempengaruhi kepribadian dan karakter di dalam keluarga, maka bagaimana dalam keluarga, siapa yang menjadi teladan, itu adalah peran dari orang tua itu sendiri.

Maka dari itu setiap orang tua perlu punya pola dalam hal mendidik anak agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik. Inilah pentingnya bagaimana pola parenting, pola pendidikan dalam memberikan bimbingan, membimbing anak dalam keluarga.

Dalam Kitab Sarasamuscaya, sloka 228 disebutkan, “nihan sinengguh anak, ikang carananing anatha, tumulung kadang kalaran doning saktinya, danakena donya antuknya angarjana, panganening daridra donyan pasuruhan, ikang mangakana yatikanak ngaranya.”

Baca Juga :  Grebeg Sudiro Surakarta Merupakan Perpaduan Unik Budaya Jawa dan Tionghoa

Artinya yang dianggap anak adalah orang yang menjadi pelindung bagi orang yang memerlukan pertolongan serta menolong kaum kerabat yang tertimpa kesangsaraan, mensedekahkan segala hasil usahanya, memasak dan menyediakan makanan untuk orang-orang yang miskin.

“Jika berbicara soal parenting bagi anak dalam agama Hindu, tentu mendambakan anak yang disebut dengan Suputra, yaitu anak yang mampu menyebrangkan orang tuanya dari penderitaan menuju kebahagiaan. Seorang anak yang Suputra dengan sikap yang mulia mampu mengangkat derajat dan martabat orang tuanya”, jelas Mardiasni.

Dengan demikian, anak-anak tidak hanya akan mengikuti jejak orang tua mereka, tetapi juga akan membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dengan memberikan pendidikan dan contoh yang baik sejak dini, orang tua dapat memastikan bahwa anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang berkarakter baik dan siap menghadapi tantangan masa depan. (red/nil)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *