SUARASMR.NEWS – Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap akun-akun media sosial yang kerap menyebarkan berita bohong (hoaks) tanpa jelas darimana sumbernya.
Peringatan ini kembali mencuat setelah akun Facebook bernama Laxbok menjadi sorotan publik karena mengunggah video dengan narasi palsu yang menyeret nama Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam video yang kini viral itu, Laxbok menarasikan seolah-olah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Presiden Prabowo Subianto mengganti Purbaya dari jabatannya.
Narasi tersebut dengan cepat memicu perdebatan sengit di dunia maya.
Hanya dalam waktu singkat, video itu disukai lebih dari 11 ribu akun dan dibagikan ratusan kali di Facebook.
Namun, temuan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) memastikan bahwa klaim tersebut tidak benar. Tim pemeriksa fakta Mafindo tidak menemukan satu pun pemberitaan resmi atau sumber kredibel yang mendukung narasi itu.
“Kita minta masyarakat lebih aktif melaporkan, tidak hanya kontennya tapi juga akunnya,” ujar Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, dalam Dialog Cek Fakta Pro 3 RRI, Sabtu (8/11/2025).
Septiaji mengingatkan pengguna Facebook agar tidak sekadar menjadi penonton pasif. Ia menegaskan, masyarakat bisa langsung melaporkan akun atau konten mencurigakan lewat fitur report di pojok kanan atas unggahan.
“Tinggal pilih alasannya apakah konten penipuan, misinformasi, atau perjudian,” jelas Septiaji Eko Nugroho menegaskan.
Lebih jauh, Septiaji Eko Nugroho juga meminta Meta, selaku perusahaan induk Facebook, untuk bertindak tegas terhadap akun-akun bermasalah yang seringkali menyebarkan berita bohong.
“Akun Laxbok ini bukan sekali dua kali menyebar hoaks. Seharusnya Meta bisa melakukan temporary banned atau bahkan menghapus akunnya,” tegasnya.
Menurut Mafindo, akun seperti Laxbok berpotensi dihapus karena kerap menyebarkan konten yang meresahkan publik dan mengadu domba tokoh nasional.
Septiaji menutup dengan imbauan agar setiap pengguna media sosial ikut berperan menjaga ruang digital tetap sehat dan beretika. “Cerdaslah bermedia sosial. Jangan mudah percaya sebelum memverifikasi kebenarannya,” tandasnya. (red/akha)













